Rabu 15 May 2019 12:31 WIB

OJK Catat Total Dana Kelolaan Reksa Dana Rp 507 Triliun

Reksa dana saham menjadi penyumbang terbesar investasi di industri keuangan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Reksa dana
Foto: beginnersinvest.com
Reksa dana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut industri investasi khususnya reksadana mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tercatat total dana kelolaan reksadana meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto mengatakan pada 2016 total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 272 triiun menjadi Rp 507 triliun pada 10 Mei 2019. “Sepanjang tahun ini kami menargetkan dana kelolaan reksadana dapat tumbuh di atas 10 persen,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/5).

Baca Juga

Dia menjelaskan reksa dana saham menjadi penyumbang terbesar bagi industri investasi. Jika dirinci, total dana pengelolaan reksa dana saham sebesar Rp 141,42 triliun, diikuti terproteksi Rp 131,35 triliun dan pendapatan tetap Rp 102,72 triliun.

Kemudian, reksa dana pasar uang hingga 10 Mei 2019 kemarin tercatat  Rp 55,02 triliun, syariah Rp 34,85 triliun, campuran Rp 24,5 triliun, ETF Rp 12,96 triliun dan indeks Rp 4,91 triliun.

Manfaatkan platform online

OJK mendorong industri keuangan khususnya pelaku bisnis reksadana dapat memanfaatkan platform online. Langkah ini untuk memudahkan masyarakat membeli beragam produk reksadana sekaligus menjaring investor milenial.

“Berinvestasi reksadana melalui platform online terbukti meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi reksadana terutama generasi milenial yang sangat melek terhadap teknologi," ujar Sujanto.

Dia merinci per April 2019 tercatat ada 1.143.801 investor reksadana. Investor milenial dalam rentang usia 21-30 tahun, menduduki porsi 35 persen dari jumlah tersebut.

“Jika kita gabungkan, 21-30 kalau kita tarik umur 31 sampai 40 itu bisa lebih dari 50 persen. Artinya adanya platform online ini sudah mulai diminati generasi milenial," ungkapnya.

Saat ini, terdapat sekitar 50 platform online yang telah dikembangkan oleh manajer investasi, seperti e-commerce, e-wallet, maupun penyelenggaraan fintech lainnya.

“Kita lihat seperti Doku, Bukalapak, Tokopedia, dan saya kira beberapa produk dari Minna Padi pun sudah ada yang dijual di beberapa e-commerce," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement