Senin 11 Mar 2019 12:40 WIB

PTBA Anggarkan Rp 6,5 Triliun Untuk Investasi di 2019

Perseroan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan bangun pabrik hilirisasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Direksi PT. Bukit Asam memaparkan laporan keuangan dan rencana kerja perusahaan 2019 di Hotel Fairmount, Senin (11/3).
Foto: REPUBLIKA/Intan Pratiwi
Direksi PT. Bukit Asam memaparkan laporan keuangan dan rencana kerja perusahaan 2019 di Hotel Fairmount, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam (PTBA) menganggarkan Rp 6,5 triliun untuk investasi di 2019. Sebanyak Rp 5,34 triliun dianggarkan oleh perusahaan untuk melakukan beberapa pengembangan.

Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menjelaskan beberapa proyek pengembangan yang akan dilakukan perusahaan pada 2019 antara lain adalah peningkatan kapasitas angkutan batubara. Arviyan menjelaskan pihaknya sudah menyepakati perjanjan dengan PT KAI terkait rencana ini. "Kami kerja sama dengan kereta api untuk meningkatkan kapasitas sampai 60 juta ton sampai 2023. Sarana sudah kita bangun untuk menuju ke arah itu," ujar Arviyan di Hotel Fairmount, Senin (11/3).

Baca Juga

Arviyan menjelaskan beberapa reaktivasi jalur kereta sepert Tanjung Enim-Kertapati dan Tanjung Enim-Tarahan akan dilakukan pada tahun ini bekerja sama dengan PT KAI. Arviyan berharap dengan pengembangan ini maka 2019 ni kapasitas angkutan batu bara bisa mencapai 20,3 juta ton dan pada 2020 sebesar 25 juta ton.

Selain jalur kereta, perusahaan akan melakukan pengembangan fasilitas dermaga dan pelabuhan. Ia mengatakan pada 2023 mendatang kapasitas pelabuhan bisa lebih baik.

"Bertahap, kami melakukan optimalisasi di pelabuhan. Jadi kedua pelabuhan bisa meningkatkan kapasitas produksi. Sampai puncaknya 2023," ujar Arviyan.

Untuk hilirisasi sendiri, kata Arviyan, perusahaan tahun ini akan menyelesaikan feasibility study pembangunan pabrik hilirisasi integrasi di Tanjung Enim. Pada 2022 mendatang harapannya pabrik yang dibuat bersama dengan Pertamina, Pupuk Indonesia dan Candra Asih ini sudah bisa beroperasi.

"Tanjung enim membuat hilirasi batubara yang punya nilai tambah pupuk urea, DME, lalu bikin juga petrokimia. Dengan cara itu kami mengubah cadangan yang gak ada nilainya jadi nlai lebih. Saat ini feasilibility study, nanti setelah itu kita segera bangun," ujar Arviyan.

Terkait pabrik gasifikasi batu bara, perseroan masih menyelesaikan proses pembahasan dengan dua perusahaan yang bekerja sama, yaitu PT Pertamina dan Air Product. "Saat ini kami terus melakukan pertemuan untuk membahas soal design dan porsi pembagain investasinya," ujar Arviyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement