REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) berencana akan melakukan uji coba penyaluran gas elpiji subsidi untuk masyarakat dengan cara baru. Penyaluran gas elpiji bersubsidi ini akan menggunakan mekanisme biometrik.
Direktur Hilir Migas, Kementerian ESDM, Rizwi Hisjam menjelaskan langkah ini diambil pemerintah untuk menghentikan penyaluran elpiji subsidi yang kerap tak tepat sasaran. Ia menjelaskan usulan untuk menggabungkan mekanisme subsidi elpiji dengan subsidi lainnya yang tergabung dalam kartu subsidi akan segera dilakukan.
"Uang subsidinya akan ditransfer langsung pemerintah melalui kartu bantuan yang terintegrasi dengan bantuan sosial lainnya. Jadi masing-maisng KL nggak boleh bikin kartu sendiri, Pak Presiden maunya dalam satu kartu itu diintergasikan semuanya," ujar Rizwi di DPR, kemarin.
Rizwi menilai hal ini akan jauh lebih efektif dibandingkan melalui penyaluran tertutup ataupun penyaluran terbuka seperti saat ini. Rizwi mengatakan ESDM bekerja sama dengan TNP2K akan melakukan uji coba penyaluran subsidi melalui mekanisme kartu subsidi ini pada April mendatang.
"Rencana subsidi akan terintegrasi melalui kartu. Itu kami akan lakukan uji coba dulu. April, sehabis pilpres lah," ujar Rizwi.
Rizwi merinci maksud dari kartu ini nantinya Pertamina akan memukul rata harga jual elpiji tiga kilogram sesuai dengan harga keekonomian. Hanya saja, untuk masyarakat yang memang masih membutuhkan subsidi akan diberikan sejumlah uang melalui kartu subsidi.
Besaran uang tersebut kata Rizwi merupakan selisih harga antara harga keekonomian dan harga patokan subsidi yang ada saat ini. "Harganya keekonomian. Misalnya sekarang kan dijualnya Rp 15.000 disubsidi pemerintah, selisihnya dibayar pemerintah. Kalau yang nanti subsidi langsung, harga elpijinya sama semua Rp 30 ribu seluruh indonesia. Selisih harganya itu supaya daya beli masyarakat itu terjaga, akan ditransfer ke kartu itu," papar Rizwi.
Ia juga menjelaskan mekanisme uang tersebut akan diakumulasikan per bulan. Setiap satu keluarga kata Rizwi akan mendapatkan jatah setara dengan tiga tabung elpiji.
Sedangkan untuk usaha mikro akan mendapatkan jatah sembilan tabung per bulan. "Nanti elpiji akan dijual harga keekonomian bedanya tidak di harga lagi susbidinya. Kalau sekarang kan subsidi dalam bentuk harga," ujar Rizwi.