REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan saat ini sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menerapkan bagasi berbayar. Penumpang dengan syarat tertentu akan mendapatkan pengecualian dari ketentuan bagasi berbayar.
Juliandra mengatakan Kemenhub meminta penjelasan soal prosedur dan setiap tahapan yang harus dilakukan sebelum menerapkan kebijakan tersebut. "Makanya kita konsolidasi terus dengan kementerian (Kemenhub) termasuk sosialisasinya," kata Juliandra saat ditemui di Garuda Indonesia Training Center (GITC), Rabu (23/1).
Sebab nantinya, dia menegaskan ada beberapa pengecualian terhadap penumpang yang masih bisa mendapatkan layanan bagasi gratis 10 kilogram. Penumpang Citilink yang masih bisa mendapatkan layanan bagasi gratis yaitu anggota Supergreen atau Garudamiles.
Selain itu, Juliandra menuturkan Citilink juga melakukan persiapan check in counter agar tidak terjadi antrean. "Persiapan kami juga termasuk itu (check in counter) yang juga dicek oleh Kemenhub," kata Juliandra.
Meskipun begitu, Juliandra belum dapat menyebutkan berapa kisaran tarif bagasi berbayar yang akan diterapkan Citilink. Hanya saja, Juliandra memastikan bagasi berbayar akan diterapkan di semua rute domestik Citilink Indonesia tanpa pengecualian.
Di sisi lain, Juliandra mengatakan kebijakan bagasi berbayar dilakukan salah satunya dengan tujuan memaksimalkan bisnis kargo. "Iya betul (ada penambahan kapasitas kargo) itu tujuan kita. Bisnis kargo jadi bertambah," tutur Juliandra.
Citilink memperkirakan akan menerapkan kebijakan bagasi berbayar bagi penumpangnya mulai awal Februari 2018. Dalam dua pekan ke depan, Citilink akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebagai tahapan wajib yang harus dilakukan.