Selasa 22 Jan 2019 18:45 WIB

Ovo: 90 Persen Masyarakat Masih Gunakan Pembayaran Tunai

Ovo menilai akses pembayaran digital masih dinilai sulit

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang menunjukkan kartu e-money dan mesin Q Cash saat peluncuran implementasi pembayaran non tunai di Pasar Mayestik, Jakarta, Rabu (4/4).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Pedagang menunjukkan kartu e-money dan mesin Q Cash saat peluncuran implementasi pembayaran non tunai di Pasar Mayestik, Jakarta, Rabu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi dompet digital yang memberikan layanan pembayaran digital saat ini sudah mulai banyak bermunculan. Meskipun begitu, Director of Enterprise Payment OVO Harianto Gunawan yang juga menjadi salah satu alat pembayaran digital mengungkapkan saat ini pembayaran tunai masih mendominasi. 

Harianto mengatakan hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk OVO. "Hambatan dari sisi kami itu pembayaran tunai. Memang ada player lain tapi pembayaran tunai masih 90 persen," kata Harianto di Hotel Mulia Senayan, Selasa (22/1). 

Untuk itu dia menilai tantangan untuk mengubah pembayaran berbasis digital tidak mudah. Harianto menegaskan, untuk menghadapi hal tersebut OVO mulai berkolaborasi atau bekerja sama dengan pemerintah dan pihak terkait. 

"Kita mau coba memberikan yang lebih dengan kompetitor. Lalu juga tantangan saat ini kita lihat kepercayaan yang ada, kenapa pembayaran tunai masih meraja karena banyak orang masih pecaya cash," jelas Harianto. 

Harianto mengungkapkan banyak faktor yang menyebabkan 90 persen masyarakat masih menggunakan pembayaran tunai. Hanya saja dia yakin Indonesia saat ini sama seperti Cina dan India lima tahun lalu yang belum banyak menggunakan pembayaran digital. 

Dia menduga masih sedikitnya pengunaan pembayaran digital karena akses yang masih belum mudah. "Mungkin apakah akses tidak gampang. Itu yang kita mau coba jawab. Kalau iya pasti yang bisa melakukan pembayaran digital terbatas," jelas Harianto. 

Meskipun begitu, Harianto senang karena pemerintah menjanjikan pada 2019 komunikasi dari Sabang hingga Merauke. Sebab, dia menilai infrastruktur dasar komunikasi sangat penting agar ekosistem pembayaran digital berkembang. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement