Rabu 07 May 2025 18:44 WIB

Sinyal Negosiasi AS dan China Makin Kuat, IHSG Menguat

IHSG ditutup menguat 28,03 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.926,23.

Karyawan mengamati layar elektronik pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (19/3/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan mengamati layar elektronik pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (19/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat seiring adanya sinyal negosiasi kebijakan tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China. IHSG ditutup menguat 28,03 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.926,23. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,29 poin atau 0,30 persen ke posisi 777,05.

“IHSG dan bursa regional Asia menguat seiring sinyal proses negosiasi antara AS dan China," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Baca Juga

Dari mancanegara, pelaku pasar bereaksi positif terhadap pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan perwakilan dagang AS Jamison Greer mengenai persiapan pertemuan dengan delegasi China pada pekan ini. Upaya ini berpotensi menjadi langkah awal dalam negosiasi tarif antara AS dan China, yang dikabarkan pembicaraan kedua negara akan berlangsung di Swiss. Pertemuan ini tentunya akan lebih cair sehubungan proses negosiasi tarif, sehingga akan menurunkan ketegangan kedua negara.

Sentimen positif lainnya didorong oleh pengumuman Bank Sentral China (PBOC) tentang pemotongan 50 bps yang ditetapkan untuk menyuntikkan sekitar 1 triliun Yuan ke dalam sistem perbankan, di saat Beijing bergerak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah ketegangan perdagangan dengan AS.

Di sisi lain, pelaku pasar juga fokus menantikan hasil rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) bank sentral AS The Fed yang akan disampaikan pada malam hari ini.

Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025, pemerintah akan menerapkan kebijakan yang berorientasi pada penguatan daya beli, pemberian stimulus ekonomi, percepatan investasi, serta optimalisasi belanja negara.

Upaya ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 2,72 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor teknologi yang masing-masing naik sebesar 1,13 persen dan 0,96 persen.

Sedangkan, tiga sektor menurun yaitu sektor industri turun paling dalam minus sebesar 0,75 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 0,41 persen dan 0,75 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BATR, ISEA, AYLS, PNSE dan HUMI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PPRI, IFII, NAYZ, LMPI dan DGWG.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.471.027 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,42 miliar lembar saham senilai Rp15,61 triliun. Sebanyak 314 saham naik 271 saham menurun, dan 214 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia pada Rabu sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 51,03 poin atau 0,14 persen ke 36,779,69, indeks Shanghai menguat 26,56 poin atau 0,80 persen ke 3.342,67, indeks Kuala Lumpur menguat 13,10 poin atau 0,55 persen ke 1.549,80, dan indeks Strait Times menguat 4,96 poin atau 0,13 persen ke 3.865,41.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement