REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani membantah isu yang ramai diberitakan pada Maret lalu terkait perekrutan sejumlah mantan karyawan Lion Air ke dalam Garuda Indonesia. Dalam forum rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Wamildan, yang sebelumnya menjabat Acting CEO PT Lion Air sejak 2022, mengatakan bahwa anggota tim yang direkrut itu merupakan tenaga profesional yang berasal dari berbagai perusahaan, bukan hanya dari Lion Air. Tujuan utama perekrutan tim profesional ini, menurut dia, untuk mempercepat peningkatan operasional dan melakukan perbaikan di tubuh Garuda Indonesia.
“Terkait dengan adanya rombongan karyawan Lion Air yang kami bawa, kami tegaskan bahwa hal tersebut tidak betul,” katanya, Rabu (7/5/2025).
Ia juga menekankan bahwa seluruh proses perekrutan tim profesional ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan prinsip good corporate governance (GCG) yang berlaku. Tujuan utama dari perekrutan ini adalah untuk membangun tim yang kuat secara bertahap demi kemajuan Garuda Indonesia.
"Jadi tidak ada pelanggaran di situ, dan memang ada ketidaknyamanan dengan orang-orang yang sudah ada di dalam Garuda. Memang ini tantangan bagi kami dan kami akan segera bertahap membangun tim yang kuat," ucap dia.
Lebih lanjut, Wamildan juga membantah kabar yang beredar mengenai jumlah gaji fantastis ke-14 tenaga profesional tersebut di Garuda.
Ia menyayangkan adanya pemberitaan yang tidak akurat tersebut dan menegaskan komitmennya untuk segera meningkatkan kinerja Garuda Indonesia. Pada Maret lalu, beredar informasi mengenai perekrutan 14 mantan karyawan Lion Group untuk mengisi posisi tenaga ahli Direktur Utama Garuda Indonesia. Beredar juga informasi yang menyebut bahwa total gaji per bulan bagi 14 karyawan itu mencapai Rp 975 juta.