REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membantah isu yang menyebut bahwa maskapai penerbangan pelat merah itu telah menghentikan sementara operasional (grounded) 15 pesawatnya lantaran kesulitan membayar biaya perawatan. Pesawat tersebut masuk daftar tunggu untuk menjalani perawatan rutin.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (7/5/2025), Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan bahwa 15 pesawat tersebut sudah masuk dalam daftar tunggu untuk menjalani perawatan rutin yang seharusnya dilaksanakan tahun depan.
Namun, ia mengatakan perusahaan saat ini sedang melakukan percepatan proses agar 15 pesawat tersebut dapat dimasukkan ke dalam antrean perawatan pada tahun ini.
“Jadi memang kalau mau dibilang di-grounded 15 pesawat itu sebetulnya kurang pas, memang antrean (perawatan) itu masih tahun depan,” kata Wamildan.
Sebelumnya, Bloomberg dalam laporannya mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia menghentikan operasional sementara 15 pesawatnya. Ke-15 pesawat tersebut terdiri dari 1 pesawat Garuda dan 14 pesawat Citilink.
Sumber Bloomberg menyebut bahwa bahwa alasan utama di balik penghentian operasional sejumlah pesawat ini adalah kesulitan keuangan yang dialami oleh Garuda Indonesia dalam membayar biaya perawatan pesawat.
Laporan tersebut menyebut bahwa tekanan finansial yang dialami maskapai pelat merah itu telah menyebabkan beberapa pemasok suku cadang meminta pembayaran di muka sebelum pekerjaan perawatan dilakukan.