Rabu 07 May 2025 17:39 WIB

Lembaga Pemeringkat Dunia Ungkap Dampak Danantara bagi Fiskal Indonesia

Indonesia memasuki lingkungan ekonomi global yang bergejolak.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kanan), Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria (kedua kanan), Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (ketiga kiri), dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) mendengarkan sambutan Chief Executive Officer (CEO) Rosan Roeslani saat Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta, Senin (28/4/2025). Acara tersebut digelar dalam rangka penyampaian arah strategis BPI Danantara Indonesia serta memperkuat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kanan), Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria (kedua kanan), Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (ketiga kiri), dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) mendengarkan sambutan Chief Executive Officer (CEO) Rosan Roeslani saat Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta, Senin (28/4/2025). Acara tersebut digelar dalam rangka penyampaian arah strategis BPI Danantara Indonesia serta memperkuat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sovereign Ratings S&P Global Ratings Andrew Wood mengatakan Indonesia memasuki lingkungan ekonomi global yang bergejolak dengan sikap fiskal yang konservatif dan tingkat utang pemerintah yang moderat. Andrew menyampaikan perekonomian yang relatif berorientasi domestik akan menjadi pelindung terhadap perlambatan perdagangan global.

Andrew mengatakan harga komoditas yang lebih rendah dapat terus menjadi penghambat pendapatan fiskal selama beberapa kuartal mendatang. Andrew memperkirakan Indonesia akan tetap berkomitmen pada defisit fiskal di bawah batas tiga persen dari PDB, meskipun ada beberapa tekanan ke atas saat ini yang berasal dari lemahnya pendapatan negara pada paruh pertama 2025.

Baca Juga

"Kami tidak memperkirakan peluncuran Danantara sebagai sovereign wealth

fund akan berdampak langsung pada posisi fiskal Indonesia atau peringkat kredit negaranya," ujar Andrew dalam seminar bertajuk "Menyeimbangkan Tantangan Jangka Pendek dengan Tujuan Kebijakan Jangka Panjang" di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Managing Director Corporate Ratings S&P Global Ratings Xavier Jean menyatakan tata kelola dan implementasi akan menentukan Danantara memiliki dampak kredit pada BUMN besar di Indonesia. Xavier menyampaikan peran dan tanggung jawab badan tata kelola, kualitas dan transparansi mekanisme tata kelola, dan keterbukaan informasi terkait dengan aktivitas investasi Danantara kemungkinan akan menjadi titik fokus untuk analisis

kredit.

"Sifat interaksi antara pemerintah, Danantara, kementerian terkait, dan BUMN kemungkinan akan memengaruhi kemampuan dan kemauan pemerintah untuk memberikan dukungan finansial kepada sektor BUMN," ucap Xavier.

Kepala Divisi Pemeringkatan Non-Jasa Keuangan 2 Pefindo Yogie Perdana menyampaikan tidak ada implikasi pemeringkatan langsung kehadiran Danantara terhadap BUMN dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, pemahaman yang lebih jelas tentang pengaruh Danantara terhadap kebijakan keuangan dan dividen BUMN, serta tujuan bisnis bagi BUMN dalam struktur tersebut, dapat memengaruhi pemeringkatan masing-masing entitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement