REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia (PTFI) diprediksi akan menghasilkan laba sebesar 2 miliar dolar AS saat kondisi perusahaan stabil. Kondisi itu diprediksi pada 2022.
"Kalau 2019-2020 turun (penerimaan) ya jangan dimarahi. Kalau nanti sudah stabil labanya bisa 2 miliar dolar AS," kata Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum Budi Gunadi Sadikin pada diskusi publik bertajuk Kembalinya Freeport ke Indonesia di Jakarta, Rabu (9/1).
Dirut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengambilalih PTFI ini menambahkan, laba perusahaan bahkan diprediksi bisa menembus 2,36 miliar dolar AS atau setara Rp 33,04 triliun pada 2034. Saat itu, Freeport Indonesia akan membayar pajak sebesar 1,2 miliar dolar AS per tahun untuk negara.
"Nanti kementerian yang dipimpin Ibu Sri Mulyani akan menerima 1,2 miliar dolar AS dari PPh Freeport Indonesia," ungkapnya.
Budi memaparkan, cadangan emas Freeport Indonesia masih cukup besar. Untuk Grasberg Open Pit memang segera habis pada 2019. Namun, selain Grasberg, ada tambang tembaga dan emas lain di kawasan Freeport Indonesia seperti area pertambangan dengan nama Kucing Liar dan Blok B yang sampai saat ini belum digali.