Sabtu 01 Dec 2018 13:27 WIB

Wapres: G20 Harus dapat Atasi Tantangan Ekonomi Global

Bisnis digital harus fokus pada sharing economy dan inklusi keuangan.

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden Jusuf Kala berjalan menyambut salam Presiden Argentina Mauricio Macri pada KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11).
Foto: AP
Wakil Presiden Jusuf Kala berjalan menyambut salam Presiden Argentina Mauricio Macri pada KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan, G20 harus dapat mengatasi berbagai macam tantangan ekonomi global. Mulai dari proteksionisme perdagangan dan persaingan geo-politik yang semakin ketat.

Jusuf Kalla berpendapat, sebagai forum yang mewakili dua pertiga populasi dunia, negara-negara G20 harus meningkatkan koordinasi dan sinergi kebijakan makro ekonomi untuk meminimalisasi efek negative spillover, serta mendorong pengembangan model bisnis digital untuk percepatan pertumbuhan inklusif dan peningkatan distribusi pendapatan. Untuk itu, anggota G20 harus memiliki komitmen bersama menuju pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. 

"G20 harus dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dengan memelihara stabilitas dan keterbukaan ekonomi. Dan yang lebih penting lagi, kita harus mengutamakan kepentingan rakyat," ujar Jusuf Kalla dalam siaran pers, Sabtu (1/12).

Jusuf Kalla mengatakan, manfaat perkembangan teknologi dan digitalisasi harus dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, sarana promosi model bisnis ekonomi digital harus fokus pada sharing economy, peningkatan keterampilan digital tenaga kerja, dan inklusi keuangan. 

Wakil presiden meyakini, digital business models dapat menciptakan pertumbuhan inklusif peningkatkan kesejahteraan dan distribusi pendapatan yang lebih baik. Adapun inisiatif Indonesia yaitu Inclusive Digital Economy Accelerator Hub, atau IDEA Hub telah diakui oleh G20 sebagai platform untuk berbagi informasi dan sarana promosi model bisnis ekonomi digital dan inovasi.

"Indonesia juga telah mengimplementasikan beberapa kebijakan terkait, termasuk insentif pajak untuk investasi, membuka taman sains dan teknologi, serta memprioritaskan pembangunan teknologi finansial," kata Jusuf Kalla.

Di sisi lain, ekonomi digital masih banyak tantangan, diantaranya adalah pajak e-commerce dan the future of work. Namun demikian, Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia sangat optimistis dengan penggunaan teknologi dalam mengangkat kerjasama   ke era baru yang lebih tinggi, dan memastikan kerja sama G20 bermanfaat langsung bagi masyarakat dengan memelihara stabilitas dan keterbukaan ekonomi.

"Bersama-sama, kita dapat menanggulangi berbagai masalah global tanpa harus menciptakan distorsi baru, memilih antara pemenang dan pecundang, atau menyebabkan kerugian ekonomi," kata Jusuf Kalla. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement