Kamis 29 Nov 2018 15:22 WIB

Jonan: Impor Migas Indonesia Bisa Naik Dua Kali Lipat

Saat in penemuan cadangan migas baru tidak sebanding dengan konsumsi BBM per hari

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ignasius Jonan - Menteri ESDM
Foto: Republika/ Wihdan
Ignasius Jonan - Menteri ESDM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Ignatius Jonan mengatakan impor migas berpotensi akan naik dua kali lipat dibandingkan hari ini jika proyek mobil listrik tidak segera direalisasikan. Jika hari ini impor minyak bisa mencapai 400 hingga 450 ribu barel per hari, maka pada 2025 mendatang bisa mencapai 1 juta barel per hari.

"Kalau mobil listrik tidak jalan, saya kira impor BBM bisa jadi dua kali lipat atau hampir 1 juta pada 2025 atau 2030 paling lama. Enggak usah debat diskusi panjang," ujar Jonan, Kamis (29/11).

Baca Juga

Jonan menjelaskan produksi minyak Indonesia saat ini hanya mencapai 775 ribu barel per hari. Sedangkan konsumsi BBM kian meningkat hingga 1,3 juta barel per hari. Adapun sisanya sekira 400 ribu barel per hari, didapat dari impor.

Disisi lain, hingga saat ini penemuan cadangan migas baru tidak sebanding dengan konsumsi per harinya. Padahal, semestinya untuk standar ketahanan energi, penemuan cadangan baru harus berbanding lurus dengan konsumsi yang ada.

"Penemuan ladang minyak baru yang besar tidak banyak. Penemuan ladang minyak baru kapan? Jangan-jangan sejak zaman Pak Ibnu Sutowo. Terakhir 15 tahun lalu sumber minyak di Banyu Urip, sisanya nggak ada," ujar Jonan.

Ia mengatakan hal ini memaksa pemerintah perlu segera merealisasikan proyek mobil listrik. Setelah peraturan menteri sudah keluar, maka saat ini kata Jonan, selain membangun fasilitas pasokan listrik untuk daya energi mobilnya, Jonan juga ingin mendapat support dari pihak industri agar segera memasifkan produksi mobil listrik.

"Kenapa penting? Karena kalau kendaraannya dari listrik, itu dihasilkan dari batu bara, gas alam, geothermal, air atau hydro, tenaga surya, bio massa, arus laut, angin, dan sebagainya. Kita punya semua itu dari lokal, ini diharapkan supaya kurangi impor BBM," ujar Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement