Selasa 04 Sep 2018 21:41 WIB

Jumlah Investor Perempuan Terus Meningkat di Bursa Efek

Investor pria masih mendominasi di BEI.

Red: Nur Aini
Akhir Pekan IHSG ke Jalur Hijau. Layar besar menunjukan pergerakan nilai saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Akhir Pekan IHSG ke Jalur Hijau. Layar besar menunjukan pergerakan nilai saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bursa Efek Indonesia (BEI) Solo menyatakan jumlah investor perempuan terus meningkat. Hal itu seiring dengan kampanye "Yuk Nabung Saham" yang terus dilakukan.

"Kami melihat tren jumlah investor perempuan dalam beberapa tahun terakhir ini meningkat, meskipun secara komposisi masih lebih banyak investor pria," kata Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrata di Solo, Selasa (4/9).

Berdasarkan data, dikatakannya, saat ini angka investor wanita secara nasional sebanyak 470 ribu orang dan investor pria sebanyak 629 ribu orang. Ia mengatakan angka pertumbuhan sejak tahun 2014 ke April 2018 untuk investor wanita naik 965 persen dan investor pria naik 710 persen.

"Dari data kami posisi investor perempuan pada tahun 2014 sebanyak 44.770 orang dan investor pria sebanyak 77 ribu orang," katanya.

Ia mengatakan saat ini kalangan perempuan menjadi segmentasi pasar yang disasar oleh BEI sebagai investor potensial. "Kami banyak melakukan kegiatan di komunitas ibu-ibu, seperti Fatayat NU dan ibu rumah tangga mengingat kecenderungannya kan mereka ini mengatur keuangan keluarga," katanya.

Ia berharap setelah dilakukannya sosialisasi kalangan ini menjadi tahu apa itu investasi dan bagaimana melakukannya. "Mereka bisa mulai mengatur finansialnya, membuat perencanaan, dan menyisihkan keuangan untuk ditabung dan diinvestasikan," katanya.

Ia mengatakan belum lama ini BEI menggandeng sejumlah pihak melakukan sosialisasi kepada para ibu di Kota Solo dan Kabupaten Sragen. Menurut dia, untuk di Kota Solo jumlah pesertanya sekitar 50 orang dan dari Kabupaten Sragen sebanyak 60 anggota Fatayat NU. "Kami juga menggandeng perusahaan sekuritas, di Solo kami ajak First Asia Capital dan di Sragen dengan BNI Sekuritas. Kami gandeng dua ini karena mereka punya sistem syariah. Kami tawarkan produk yang sesuai dengan karakter audiens," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement