Selasa 28 Aug 2018 13:41 WIB

BKPM Tawarkan Proyek Pembangkit Listrik ke Investor Cina

Tujuh proyek pembangkit listrik dan enam tol ditawarkan ke investor Cina.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Nur Aini
Pembangkit listrik, ilustrasi
Foto: Antara
Pembangkit listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan proyek infrastruktur dengan skema kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) kepada 90 investor Cina. Penawaran itu disampaikan melalui kegiatan Market Sounding di Guangzhou, Cina, Kamis (23/8).

Direktur Perencanaan Infrastruktur BKPM Heldy Satrya Putera mengatakan, dalam kegiatan tersebut, BKPM menawarkan tujuh proyek listrik berupa penanaman pembangkit listrik dan enam tol yang diinisiasi perusahaan Indonesia. Total investasi seluruh proyek senilai 13,2 miliar dolar AS. "Untuk tol, kami tawarkan ke mereka (Cina) untuk menjadi investor sebagai kontraktor," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/8).

Penawaran proyek melalui market sounding tersebut dilakukan karena tingginya animo investor Cina pada kegiatan serupa pada tahun lalu. Heldy menuturkan, sebanyak 300 peserta mendaftarkan diri dari total kapasitas 70 peserta. Untuk pelaksanaan tahun ini, animo tetap meledak hingga 90 peserta dengan sistem pembatasan pendaftaran.

Heldy mengatakan, salah satu keunggulan investor Cina adalah sistem aliansi mereka yang kuat. Biasanya, satu investor akan turut mengundang investor bidang lain yang terkait untuk menangani suatu proyek. "Misalnya, kita bawa salah satu investor ke Batam. Nanti kita akan ditemukan dengan ratusan investor yang saling terkait," tuturnya.

Dalam penawaran proyek infrastruktur, BKPM dan perusahaan swasta Indonesia tidak menuntut investasi dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Bahkan, dua proyek listrik baru ditargetkan bisa terealisasi untuk 2020 dan 2021. Heldy menjelaskan, cara tersebut dilakukan agar investor memiliki persiapan panjang dan matang.

Tidak hanya ke Cina, Heldy mengatakan, BKPM menawarkan proyek ke investor dari negara lain. Tapi, di antara beberapa negara tujuan, Cina memang memiliki animo paling tinggi. "Untuk Jepang misalnya, antusiasmenya kurang, terutama untuk jalan tol," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Tamba P. Hutapea menjelaskan, beberapa pengusaha dari Cina yang hadir berasal dari berbagai sektor. Investor itu di antaranya, perusahaan investasi, konstruksi, infrastruktur pembangkit listrik, finansial, serta perwakilan pejabat Pemerintah Provinsi Guangdong.

Tawaran investasi itu merupakan upaya Pemerintah Indonesia dalam memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada pihak swasta dari dalam maupun luar negeri untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur skema KPBU. "Ada dukungan pemerintah dalam bentuk penjaminan dan fasilitas fiskal dan non-fiskal yang dapat dimanfaatkan oleh investor," ujarnya.

Perusahaan-perusahaan infrastruktur terkemuka dari yang hadir di antaranya CCCC Industrial Investment Holding Co., Ltd., China Energy Engineering Group Guangdong Electric Power Design Institute Co. Ltd., dan Guangdong Zhiyuan New Material Co., Ltd.

Tamba menuturkan, beberapa perusahaan tersebut telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dengan melakukan investasi dan pelaksanaan pembangunan dari proyek-proyek yang ditawarkan. Minat yang ditunjukkan oleh perusahaan Cina tersebut akan ditindaklanjuti oleh BKPM bersama KJRI Guangzhou, para penanggung jawab proyek, dan Sinosure.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement