Rabu 25 Apr 2018 18:10 WIB

Mentan Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Toraja

Produksi kopi di Tana Toraja saat ini terbilang rendah.

Rep: Mas Alamil Huda / Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memetik kopi yang sudah bisa dipanen di Kecamatan Gandang Batu Silanan, Kabupaten Tana Toraja, Selasa (24/4).
Foto: Humas Ditjenbun
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memetik kopi yang sudah bisa dipanen di Kecamatan Gandang Batu Silanan, Kabupaten Tana Toraja, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  TANA TORAJA -- Haryadi (36 tahun), warga Dusun Malaleo Lembang Gandang Batu, Kecamatan Gandang Batu Sillanan, Tana Toraja melontarkan uneg-unegnya. "Kami harapkan penyuluh pertanian terjun ke lapangan melihat petani bekerja. Selama ini, ada cuma kalau ada acara saja, Pak Menteri."

Kalimat itu adalah keluhannya terhadap kerja para penyuluh Kabupaten Tana Toraja yang dinilainya minim dalam memberikan penyuluhan kepada para petani. Dia menyampaikannya langsung kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Amran yang mendengar itu langsung kaget. Mimik wajahnya berubah. Ia tak menyangka petani kopi itu melontarkan ungkapan demikian. Saat ia memanggil beberapa petani untuk maju ke panggung dalam pertemuan di gedung Tammuan Mali Makale, Tana Toraja, Amran menanyakan kebutuhan mereka untuk memajukan pertanian di desa masing-masing.

"Ini contoh masyarakat yang justru mengimbau kita untuk kerja, kerja, kerja. Tak banyak minta-minta (bantuan)," kata Amran, Selasa (24/4).

Di hadapan Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae, Amran meminta agar para penyuluh lebih diintensifkan untuk bekerja. Ia tak ingin siapa pun yang bekerja di bidang pertanian untuk malas-malasan. Ia meminta semua pihak bekerja membantu dan memajukan petani bersama-sama. "Cabut saja honornya kalau tidak mau kerja," ujar dia.

Kementerian Pertanian memberikan bantuan kepada para petani kopi di Tana Toraja sebanyak 500 ribu bibit kopi unggul. 500 ribu bibit kopi juga diberikan untuk Kabupaten Toraja Utara dan 480 ribu untuk Kabupaten Enrekang. Selain itu, Kementan juga memberika 25 ribu bibit pala dan 12 ribu batang cengkeh.

Amran meminta masyarakat Tana Toraja untuk serius memaksimalkan bantuan bibit tanaman kopi ini. Ia juga meminta agar masyarakat merawat dan tak membiarkannya begitu saja setelah ditanam. Menteri asal Bone, Sulawesi Selatan ini mengatakan, tak akan ada hasil maksimal dengan usaha yang biasa-biasa saja. "Jangan Tuhan disuruh menjaga, nanti Tuhan marah akhirnya produksi kopi jadi rendah," kelakar Amran yang disambut tawa masyarakat setempat.

Dia berjanji akan melipatkan bantuan untuk Kabupaten Tana Toraja jika produksi kopi tahun depan meningkat. Produksi kopi di Tana Toraja saat ini terbilang rendah, hanya sekitar 600 hingga 700 kilogram. Padahal, kata dia, Tana Toraja dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Nusantara.

Brasil menempati urutan pertama sebagai negara berpenghasil kopi sebanyak 2,9 juta ton. Selanjutnya adalah Vietnam 1,65 juta ton, Kolombia 0,84 juta ton, dan Indonesia dengan 0,67 juta ton per tahun.

Padahal, menurutnya, dunia mengenal Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbaik. Amran mengatakan, daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia yang dipandang dunia adalah Gayo, Bengkulu dan Toraja. Amran pun menginginkan agar produksi kopi di Tana Toraja meningkat drastis dalam dua tahun ke depan.

"Saya ingin Tana Toraja jadi penghasil kopi terbesar. Tahun depan tambah anggarannya untuk Tana Toraja kalau produksi meningkat. Kita jadikan kabupaten kopi," katanya.

Dia mengaku ingin mengembalikan kejayaan rempah Nusantara. Selain itu, Amran juga menyalurkan 50 unit traktor untuk Tana Toraja. Bantuan lainnya adalah 220 ekor kerbau, 300 ekor kambing, 60 ekor sapi dan 10 ribu ekor ayam petelur.

Dalam kesempatan yang sama, Amran juga menyerahkan bantuan dari program Beda Kemiskinan Rakyat Sejahtera atau 'Bekerja'. Program ini diluncurkan pekan ini di Tataran Pasundan, Kabupaten Cianjur. 'Bekerja' diluncurkan khusus untuk kelompok masyarakat dalam kategori prasejahtera.

Kabupaten Tana Toraja mendapatkan 10 ribu ekor ayam KUB (kampung unggulan baru) yang merupakan varietas baru hasil Riset Litbang Peternakan Kementerian Pertanian. Ayam KUB ini cepat dapat berproduksi dalam waktu enam bulan dan langsung menghasilkan satu telur dalam sehari. Setiap keluarga prasejahtera mendapatkan bantuan 50 ekor ayam KUB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement