REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir yakin pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2018 ini bisa mencapai 5,1 hingga 5,2 persen (yoy). Di antara faktor pendorong yakni konsumsi dan ekspor.
"Pendorongnya adalah konsumsi dan ekspor yang meningkat sedikit. Sementara, investasi tumbuh lebih baik," ujar Iskandar ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/4).
Ia memprediksi pertumbuhan konsumsi akan lebih baik dibandingkan kuartal-I tahun lalu yang hanya sebesar 4,94 persen (yoy). Hal itu, ujarnya, didukung dengan indikator seperti pertumbuhan uang beredar dan penjualan ritel yang membaik.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan pada Maret 2018 yang mencapai 1,09 miliar dolar AS memberikan optimisme pada kinerja perdagangan ke depan.
"Dengan tren data di bulan terakhir (Maret 2018) surplus tinggi maka seharusnya pada bulan-bulan yang akan datang surplus bisa meningkat. Peningkatan ekspor juga tergantung pertumbuhan ekonomi global. Tapi kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah di-track yang benar," ujarnya.
Senada dengan Iskandar, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Adrianto mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal-I akan didorong oleh belanja pemerintah terutama dari belanja bantuan sosial (bansos).
"Kuartal-I pertumbuhan belanja pemerintah cukup tinggi. Proyeksi kami pertumbuhan ekonomi kuartal-I di atas 5 persen," ujarnya.