Kamis 24 Jul 2025 06:25 WIB

Cegah Tren Rojali, Pemerintah Ungkap Lakukan Hal Ini

Sektor ritel modern dinilai mampu menopang konsumsi rumah tangga dan dorong ekonomi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Suasana perdagangan produk fashion di salah satu pusat perbelanjaan Kawasan Mangga Dua, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Pusat perbelanjaan dikawasan Mangga Dua tetap bergeliat, toko-toko tetap buka dan pengunjung masih terlihat ramai meski ada label pusat barang palsu dan bajakan dari Amerika Serikat (AS). Beraneka barang mulai dari boneka, pakaian, koper, hingga alat elektronik dijajakan di Mangga dua. Sebelumnya Pihak AS menyebut Pasar Mangga Dua menjadi sarang barang bajakan atau palsu, kondisi ini menjadi salah satu penghambat hubungan dagang antarkedua negara.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana perdagangan produk fashion di salah satu pusat perbelanjaan Kawasan Mangga Dua, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Pusat perbelanjaan dikawasan Mangga Dua tetap bergeliat, toko-toko tetap buka dan pengunjung masih terlihat ramai meski ada label pusat barang palsu dan bajakan dari Amerika Serikat (AS). Beraneka barang mulai dari boneka, pakaian, koper, hingga alat elektronik dijajakan di Mangga dua. Sebelumnya Pihak AS menyebut Pasar Mangga Dua menjadi sarang barang bajakan atau palsu, kondisi ini menjadi salah satu penghambat hubungan dagang antarkedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah kondisi daya beli masyarakat yang melesu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus mendorong pertumbuhan penjualan ritel modern di Indonesia. Diharapkan ritel modern bisa menjadi katalis transformasi perdagangan.  

“Kami meyakini bahwa sektor ritel, khususnya ritel modern, memiliki peran sentral sebagai penopang ekonomi nasional sekaligus katalis transformasi perdagangan,” kata Asisten Deputi Perdagangan Dalam Negeri Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ismariny dalam Konferensi Pers ‘Hari Retail Modern Indonesia (Harmoni)’ yang diinisiasi oleh Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (23/7/2025).

Baca Juga

Ismariny mengatakan, hingga saat ini, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional, dengan kontribusi lebih dari 54 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Peranan ritel modern terbilang cukup besar dalam mendorong geliat konsumsi rumah tangga, di tengah ragam tantangan global, seperti kebijakan tarif AS dan perang dagang yang menyertainya, serta proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.

“Dalam semangat ‘Hari Ritel Modern Indonesia’, kami mendukung penguatan ekosistem ritel yang sehat dan inklusif, yang mampu menjangkau seluruh pelosok negeri serta memberdayakan UMKM agar naik kelas dan bersaing secara global,” terangnya. 

Ismariny mengajak masyarakat untuk membeli produk lokal melalui kampanye ‘Belanja di Indonesia Aja’, di tengah persaingan bisnis ritel yang kompetitif. Dengan begitu, tingkat dan kontribusi konsumsi rumah tangga masih tetap kuat. 

“Belanja bukan hanya soal konsumsi, tetapi juga kontribusi nyata bagi kedaulatan ekonomi bangsa,” tuturnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan Septo Soepriyatno menyampaikan, dalam mendorong daya beli masyarakat memang diperlukan adanya inisiasi penyelenggaraan event-event belanja. Salah satunya lewat event Harmoni. Dengan memperbanyak event belanja, daya beli masyarakat akan bisa lebih menggeliat, sehingga mendongkrak tingkat konsumsi rumah tangga, hingga pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

“Ini menjadi langkah strategis dalam mendorong konsumsi domestik, memperkuat daya saing ekonomi, serta mendukung pelaku usaha ritel dan UMKM di seluruh Indonesia,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement