Kamis 22 Mar 2018 19:34 WIB

April, Indonesia Kembali Ekspor Daging Ayam ke Jepang

Jepang menerapkan aturan cukup ketat terkait daging ayam olahan yang diekspor ke sana

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (batik biru), CEO PT Sierad Produce Tbk Tommy Wattimena (batik coklat) dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita melepas naget ayam perdana ke Jepang, Kamis (22/3).
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (batik biru), CEO PT Sierad Produce Tbk Tommy Wattimena (batik coklat) dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita melepas naget ayam perdana ke Jepang, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia akan kembali mengekspor daging ayam olahan ke Jepang 20 April mendatang. Hal tersebut menjadi ekspor kedua setelah ekspor perdana ke Jepang yang dilakukan PT Belfoods Indonesia, Kamis (22/3).

"Tanggal 20 ekspor ke Jepang dari Chaeron Pokphand," kata dia saat ditemui usai melepas ekspor di PT Belfoods Indonesia. Ekspor kedua tersebut diperkirakan mencapai 16 ribu ton.

Ia mengatakan, menembus pasar Jepang tidaklah mudah mengingat aturan Jepang yang cukup ketat terutama flu burung atau Avian Influenza (AI). "Tanpa adanya perlakuan atau kesiapan kita dengan sistem kompartemen bebas AI, itu tidak mungkin diterima," ujar dia.

Seperti diketahui, Jawa merupakan sumber penyakit AI. Cara mengatasinya adalah dengan membangun kompartemen bebas AI. Kompartemen tersebut diakui dan diaudit untuk kemudian diberikan sertifikat. Jepang bahkan membawa ahlinya sejak awal 2017 untuk mengaudit. Saat ini, sudah lebih dari 100 kompartemen dibangun untuk mereduksi penyakit AI.

Ketut menyampaikan, PT Belfoods Indonesia dan Chaeron Pokphand merupakan salah dua dari lima perusahaan pengolah daging unggas yang telah melalui proses audit yang cukup ketat dari Chief Veterinary Officer - Ministry Of Agriculture Forestry and Fisheries Jepang (CVO-MAFF). Menurutnya, perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi syarat standar Internasional dalam aspek keamanan pangan untuk dapat masuk ke pasar di Jepang.

"Hal ini membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam memproduksi produk olahan unggas dengan kualitas premium dan pemenuhan terhadap persayaratan Internasional," ujar dia.

Selain Jepang, Myanmar, Vietnam, Papua Nugini dan Timor Leste menjadi sasaran Kementan selanjutnya sebagai pasar ekspor. Apalagi kini produksi unggas sudah melebihi kebutuhan.

"Nah ini yang harus kita carikan jalan keluar supaya produk unggas ini benar-benar bisa keluar karena kita sudah kelebihan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement