REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Solo Ngawi Jaya menghentikan sementara pengerjaan jembatan di sepanjang jalan tol Salatiga-Kartasura. Hal ini seiring dengan kepitusan pemerintah untuk menghentikan sementara (moratorium) proyek pembangunan infrastruktur elevated (layang) di seluruh Indonesia sejak Selasa (20/2).
Menurut Direktur Utama SNJ, David Wijayanto, ada sebanyak 11 proyek pengerjaan jembatan yang dihentikan pasca moratorium. "Kami harus hentikan semua pengerjaan jembatannya," kata David, Kamis (22/2).
Ia berharap moratorium proyek pembangunan infrastruktur elevated tak berlangsung lama sehingga tak berdampak pada target penyelesaian tol Salatiga-Kartasura pada Agustus mendatang. Ia berharap pada Lebaran tahun ini tol tersebut sudah bisa digunakan.
"Mungkin masih bisa terkejar kalau dihentikannya hanya sepekan, tapi kalau lebih dari itu atau lebih lama tentunya akan berdampak," katanya.
Berbeda dengan pengerjaan jembatan di tol Salatiga-Kartasura, meski ada moratorium, Pemerintah Kota Solo memastikan proyek pengerjaan jalan layang Manahan dan Purwosari tetap berlanjut.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya tak menemukan kesalahan dalam rencana pembangunan jalan layang di Solo Proyek jalan layang yang diperkirakan menelan biaya Rp 52 miliar itu mendapat sokongan dari pemerintah pusat.
"Proyeknya aman, tak ada yang dihentikan jalan terus. Perencanaan kami sudah baik dan semuanya lancar," katanya.
Wali kota juga memastikan proyek lainnya dari Kementerian PUPR di Solo seperti jembatan Tirtonadi, penataan kawasan kawasan permukiman kumuh, revitalisasi sejumlah cagar budaya, serta proyek penanganan banjir tetap berjalan dan tak terganjal moratorium.