Selasa 06 Feb 2018 10:13 WIB

Data Pertumbuhan Ekonomi tak Mampu Angkat IHSG

Pertumbuhan ekonomi 2017 di bawah target pemerintah.

Red: Nur Aini
Seorang karyawan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup menguat 20 poin atau 0,3 persen dibanding penutupan kemarin. IHSG pun kembali mencetak rekor baru di level 6.680, kendati investor asing mencatatkan jual bersih pada perdagangan hari ini.
Foto: Rivan Awal Lingga/Antara
Seorang karyawan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup menguat 20 poin atau 0,3 persen dibanding penutupan kemarin. IHSG pun kembali mencetak rekor baru di level 6.680, kendati investor asing mencatatkan jual bersih pada perdagangan hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (6/2) dibuka melemah 121,09 poin seiring dengan minim sentimen positif yang beredar.

IHSG BEI dibuka melemah 121,09 poin atau 1,84 persen menjadi 6.469,54, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 24,35 poin (2,20 persen) menjadi 1.082,64.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere, mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) 2017 yang tumbuh 5,07 persen dibandingkan 5,02 persen pada tahun sebelumnya tidak mampu menahan tekanan di bursa saham. "Hal itu karena pertumbuhan PDB tahun 2017 di bawah target pemerintah sebesar 5,2 persen," katanya di Jakarta, Selasa.

Meski demikian, kata dia, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 2018 dapat tercapai. Optimisme itu didukung oleh momen pilkada, Asian Games serta mempertahankan pertumbuhan investasi dan ekspor. "Ditambah sentimen dari antisipasi laporan laba perusahaan, bisa menjadi katalis positif bagi IHSG," katanya.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa pelemahan pada bursa saham eksternal kembali memberi sentimen negatif bagi bursa saham di dalam negeri. "Pelemahan IHSG juga terpengaruh mata uang rupiah yang melemah, sehingga investor kembali melakukan aksi jual," katanya.

Sementara di bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 1.197,52 poin (5,31 persen) ke 21.477,56, indeks Hang Seng melemah 1.177,98 poin (3,65 persen) ke 31.067,24 dan Straits Times melemah 95,73 poin (2,75 persen) ke posisi 3.386,90.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement