REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan melelang lima seri obligasi negara atau Surat Utang Negara (SUN) pada 30 Januari 2018. Pelelangan itu untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN.
Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, di Jakarta, Jumat (26/1), menyebutkan jumlah indikatif SUN yang dilelang sebesar Rp 17 triliun dengan target maksimal yang dimenangkan Rp 25,5 triliun.
Kelima seri obligasi itu adalah seri SPN03180430 (penerbitan baru) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo 30 April 2018 serta seri SPN12190131 (penerbitan baru) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo 31 Januari 2019.
Selain itu, seri FR0063 (penerbitan kembali) dengan tingkat kupon 5,625 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2023, seri FR0064 (penerbitan kembali) dengan tingkat kupon 6,125 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2028 dan seri FR0065 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 6,625 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2033.
Penjualan SUN akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan Bank Indonesia dan bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) membayar sesuai imbal hasil yang diajukan.
Sedangkan, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian nonkompetitif akan membayar sesuai dengan imbal hasil rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang. Pemerintah memiliki hak untuk menjual kelima seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.
Sebelumnya dalam lelang pada Selasa (16/1), pemerintah menyerap dana sebesar Rp 25,5 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 72,46 triliun.