Rabu 29 Nov 2017 08:55 WIB

Ini Ramalan BI untuk Pertumbuhan Ekonomi RI Masa Depan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur BI, Agus DW Martowardojo mengungkap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5 persen, terutama didorong permintaan domestik. Sementara, inflasi 2018 diperkirakan berada pada kisaran sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen.

Pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit perbankan 2018 masing-masing diperkirakan sebesar 9-11 persen dan 10-12 persen. Defisit transaksi berjalan, meski diperkirakan sedikit meningkat, tetapi tetap di bawah 3 persen dari PDB.

Pada periode 2019-2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat hingga mencapai kisaran 5,8-6,2 persen pada 2022, dengan inflasi sebesar 3 persen plus minus 1 persen dan defisit transaksi berjalan yang menurun dan tetap di bawah 3 persen dari PDB.

"Di tengah berbagai tantangan, kita tidak dapat mengedepankan kepentingan sektoral, namun perlu menyamakan pandangan dan terus bersinergi menyatukan gerak langkah ke depan," ucapnya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Selasa (28/11).

Menurut Agus, setelah beberapa tahun ekonomi dunia tumbuh 3,4 persen, 3,4 persen dan 3,2 persen, sekarang ada kesempatan tumbuh 3,6 persen. Hal itu menjadi momentum. Di mana kondisi perekonomian di AS sesuai proyeksi ada penguatan. "Kami lihat di Eropa, Cina juga ada perbaikan ekonomi. Maka ada kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia," ujarnya.

Agus menyakini ke depan memang perlu ada upaya untuk terus melakukan mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkesinambungan, seimbang dan inklusif. "Kami lihat seluruh pemangku kepentingan harus bersama-sama saat membuat kebijakan harus berorientesi ke depan dan bersinergi dan gradual, seimbang antara kebijakan jangka panjang dan jangka pendek, pertumbuhan kuantitas dengan kualitas dan pembangunan ekonomi konvensional dan modern," ujar Agus.

Untuk mencapai target tersebut, perlu dilakukan perbaikan modal fisik,modal manusia dan likuiditas. Dari sisi modal fisik sudah gencar dilakukan dengan penguatan sumber daya manusia (SDM), termasuk memberikan pendidikan kejuruan dan menaikkan produktivitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement