Senin 13 Nov 2017 13:16 WIB

Proyek Infrastruktur Pemerintah Dikritik, Ini Respons Jokowi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Proyek infrastruktur pemerintah. ilustrasi
Proyek infrastruktur pemerintah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek pembangunan infrastrutkur yang dilakukan pemerintahan dibawah Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) sempat disebut tidak akan berdampak langsung pada perbaikan ekonomi masyarakat. Butuh waktu cukup lama agar pembangunan tersebut bisa memberikan dampak positif.

Menanggapi hal ini, Presiden Jokowi melalui lama resmi Facebook miliknya menuturkan bahwa dia sudah menghitung semua risiko ketika memutuskan sebuah kebijakan. Pun dalam hal pembangunan infrastruktur, Jokowi melihat bahwa sektor ini yang sekarang perlu diperbaiki.

"Kalau saya mau hitung-hitungan imbal balik politik dan ekonomi, ya membangun infrastrukturnya di Pulau Jawa saja. Praktis saya tidak butuh anggaran banyak bila berfokus di Pulau Jawa," ujar Jokowi, Senin (13/11).

Dia menuturkan, pembangunan di Pulau Jawa tidak membutuhkan dana besar karena hampir seluruh infrastruktur mudah dibangun. Pemerintah hanya harus membangun koridor ekonomi du bagian utara dan selatan Jawa, maka semuanya sudah beres,

Bahkan keuntungan akan lebih cepat didapat ketika pemerintah hanya fokus dalam pembangunan di Pulau Jawa. Pemasukan dari infrastruktur yang dibangun di Jawa bisa lebih mudah didapat ketimbang membangun infrastruktur di daerah-daerah luar Jawa.

"Namun, setelah blusukan dari Sabang sampai Merauke saya menyaksikan ketimpangannya sudah sangat parah," ujarnya.

Akhir pekan kemarin, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, mengatakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah tak bisa berdampak langsung kepada masyarakat. Sebab, proyek infrastruktur yang dibangun membutuhkan timelack. Di mana saat infrastruktur sedang dibangun, maka tidak akan langsung berdampak positif pada masyarakat, tapi harus ditunggu sampai semua pengerjaan rampung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement