Jumat 25 Aug 2017 17:27 WIB

Gelar Pertemuan Tahunan IMF-WB, Indonesia Gelontorkan Rp 868 Miliar

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kedua kanan), bersama World Bank Vice President and Corporate Secretary Yvonne Tsikata, Secretary of the Fund and the International Monetary and Financial Committee Jianhai Lin,Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (ketiga kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (dari kiri) saat menjawab pertanyaan media pada peluncuran situs resmi pertemuan tahunan International Monetary Fund- World Bank 2018 (AM 2018) usai rapat koordinasi di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kedua kanan), bersama World Bank Vice President and Corporate Secretary Yvonne Tsikata, Secretary of the Fund and the International Monetary and Financial Committee Jianhai Lin,Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (ketiga kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (dari kiri) saat menjawab pertanyaan media pada peluncuran situs resmi pertemuan tahunan International Monetary Fund- World Bank 2018 (AM 2018) usai rapat koordinasi di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Sebanyak Rp 868 miliar digelontorkan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan International Monetary Fund-Bank Dunia (IMF-WB) di Bali. Pertemuan ini akan digelar pada tanggal 9 hingga 14 Oktober 2018.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang sekaligus Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WB Luhut BInsar Panjaitan mengatakan, dari angka Rp 868 miliar tersebut, yang benar-benar digunakan adalah Rp 555 miliar untuk penyelenggaraan acara.

"Sedangkan Rp 243 miliar untuk sewa hotel dari delegasi," ujarnya usai menggelar rapat perkembangan persiapan Indonesia sebagai tuan tumah pertemuan tahunan IMF-WB di Bali Nusa DUa Convention Center (BNDCC), Jumat (25/8). Termasuk di dalamnya akomodasi dan konsumsi yang nantinya akan kembali ke Indonesia.

Berdasarkan perhitungan tersebut, total biaya yang dikeluarkan adalah sekitar Rp 650 miliar termasuk untuk proyek infrastruktur dan acara budaya atau culture event. Jika dihitung dari lama waktu para delegasi di Bali, Indonesia akan menerima keuntungan sebesar 100 juta dolar AS.

"Jadi masih untung sedikit, tapi itu yang bisa kita lihat," katanya.

Keuntungan jangka panjang bagi Indonesia adalah pertemuan tahunan ini mampu menggerakkan perekonomian Indonesia berupa investasi dan promosi pariwisata Bali dan destinasi wisata lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, alokasi Rp 243 miliar tersebut akan kembali ke Indonesia melalui warga Bali. Ia menjelaskan, untuk acara akbar ini akan digunakan event organizer lokal, makan malam yang efisien dan menampilkan seni dari artis lokal tanah air.

"Semua local content," tegasnya.

Ia mencontohkan, pada saat gelaran Pertemuan Tahunan ini, delegasi tidak akan menghabiskan waktunya hanya di hotel ataupun mengkonsumsi makanan di restoran mewah, tapi juga akan mencoba kuliner dari pedagang kecil. Itu artinya, akan ada pergerakan ekonomi ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), begitu juga dengan pembelian souvenir pada saat berkunjung di Bali.

Pelaksanaan High Level Meeting bersama dengan Meetings Team Secretariat (MTS) IMF-WB telah dilaksanakan pada 21-25 Agustus 2017 di Nusa Dua, Bali. Pertemuan atau meeting ini dilakukan untuk memastikan kesuksesan penyelenggaran Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018.

Bahkan panitia nasional secara rutin mengadakan rapat untuk memastikan seluruh persiapan berjalan sesuai dengan rencana serta memenuhi tata kelola pemerintahan yang baik atau Good Governance.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement