REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK TENGAH -- PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) terus menyebut proses pembangunan Masjid Agung di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Republika bersama sejumlah media di Lombok berkesempatan meninjau proses pembangunan masjid bernilai Rp 35 miliar yang rencananya sudah bisa beroperasi pada Agustus mendatang pada Selasa (25/7).
Direktur Konstruksi dan Operasional ITDC Ngurah Wirawan menjelaskan ihwal pembangunan masjid yang diharapkan menjadi objek wisata religi baru di Bumi Seribu Masjid selain Kompleks Islamic Center NTB di Kota Mataram, NTB.
Ngurah menilai banyak tempat ibadah di dunia yang mampu menjadi magnet bagi seperti masjid biru di Turki, gereja di Vatikan, hingga Pura Besakih di Bali. Masjid Mandalika, kata Ngurah, memiliki potensi besar menggaet wisatawan mengingat lokasinya yang hanya berjarak 300 meter dari Pantai Kuta.
Ngurah menerangkan, masjid ini rencananya dinamakan Masjid Nurul Bilad atas usulan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi. Alasannya, Nurul Bilad memiliki arti sinar atau cahaya bangsa-bangsa. Seperti namanya, masjid ini diharapkan menjadi cahaya bagi wisatawan yang berkunjung ke KEK Mandalika dari bangsa-bangsa lain.
Pantauan di lapangan, pembangunan sejumlah infrastuktur seperti toilet, atap masjid, dan jalan menuju ke masjid terus dikebut. Ngurah menyebutkan, proses pembangunan masjid sudah mencapai 60 persen. ITDC menargetkan pada Agustus mendatang pembangunan masjid mampu mencapai 80 persen.
"Rencananya Agustus Pak Presiden Jokowi akan meresmikan masjid, sebagai penanda bahwa masjid sudah bisa dioperasikan," kata Ngurah di Kompleks Masjid Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Selasa (25/7).
Menurut Ngurah, sebuah kebanggaan bagi ITDC dapat dikunjungi Presiden Jokowi yang rencananya akan menandatangi prasasti masjid.
Ngurah menyebutkan, pada Agustus nanti, masjid sudah bisa berfungsi dan digunakan untuk beribadah lantaran sudah tersedia air wudhu, karpet, sajadah, lantai, dan pembentukan pengurus masjid. Sedangkan, sejumlah infrastuktur pendukung di luar masjid seperti pembangunan taman akan terus dikebut hingga akhir tahun.
Ngurah menerangkan, kompleks masjid berdiri di atas lahan seluas 8 hektar yang terbagi dalam beberapa zona, seperti zona ibadah di masjid hingga ke selasar masjid. Selain itu, terdapat tiga pintu masuk utama yang berada di pintu timur, dan pintu utara. Sedangkan, pintu selatan merupakan akses utama wisatawan menuju Pantai Kuta.
Kompleks masjid dengan arsitektur bernuansa bak masjid kuno di Bayan, Lombok Utara, ini juga akan menjadi titik utama menuju kawasan Pantai Kuta. Ngurah menyampaikan, nantinya seluruh kendaraan akan dipusatkan di halaman parkir masjid dengan kapasitas menampung 40 bus, 500 kendaraan roda empat, dan juga kendaraan roda dua.
Dengan begitu, tidak ada lagi kendaraan lalu lalang di Pantai Kuta seperti yang terlihat saat ini. Ngurah menyebutkan, kawasan Pantai Kuta yang memiliki garis pantai sepanjang 1,5 Km akan menjadi kawasan bebas kendaraan. Ngurah berharap, konsep ini mampu membuat nyaman para wisatawan yang tengah melawat ke Pantai Kuta.
Selain sebagai tempat ibadah dan areal parkir kendaraan, kompleks Masjid Mandalika juga dilengkapi dengan zona bagi para pelaku UMKM. ITDC mengalokasikan lahan sekitar 1,5 hektar untuk para pelaku UMKM menjajakan dagangannya dengan konsep yang terbagi atas zona kuliner, zona toko, dan zona souvenir di sejumlah sisi dari Masjid Mandalika.
"Nanti jalan utama ke Pantai Kuta dari Masjdi Mandalika, untuk bagian kiri dan kanan juga akan dibangun pusat kuliner dan oleh-oleh," ucap Ngurah.
Dengan begitu, para pedagang yang kini masih berjualan di tepi Pantai Kuta nantinya tidak diperkenankan lagi menjajakan dagangannya di sana, melainkan menempati area baru yang dipusatkan sebagai pusat kuliner dan oleh-oleh di Kompleks Masjid Mandalika. Konsep pusat UMKM terpadu, kata Ngurah, selain untuk kenyamanan pengunjung juga diharapkan menjadi strategi baru dalam meningkatkan perekonomian UMKM di KEK Mandalika.
"Pengunjung baik yang hendak maupun setelah pulang dari pantai pasti akan kembali ke sini dan melewati pusat UMKM karena kendaraannya kan terparkir di sini. Semoga jadi pusat ekonomi baru bagi para pelaku UMKM," ucap Ngurah.
ITDC menyiapkan 200 unit toko dengan ukuran beragam bagi para pelaku UMKM dengan syarat mengikuti aturan yang berlaku seperti menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan para pengunjung. Ngurah mengatakan, ITDC terus mengedukasi para pelaku UMKM untuk berbenah diri menyambut konsep pusat UMKM baru yang lebih modern dan rapi. Menurut Ngurah, jumlah toko masih mungkin bertambah tergantung minat para pelaku UMKM.
"Nanti di pantai tidak ada lagi pedagang asongan. Untuk kebutuhan wisatawan di pantai, kita akan siapkan vending machine minuman atau makanan," kata Ngurah.
Sebagai destinasi wisata terpadu, ITDC juga menyiapkan hotel bintang tiga dengan 120 kamar yang berada tepat di sebelah Masjid Mandalika. Ngurah menyampaikan, hotel ini menawarkan dua pemandangan menarik yakni pemandangan pantai dan Masjid Mandalika yang berlatarbelakang areal perbukitan yang indah.
Ngurah juga mengapresiasi para pengusaha lokal yang memiliki hotel maupun homestay di sekitar Masjid Mandalika dengan merenovasi bangunannya agar lebih nyaman bagi para wisatawan.
Sebelumnya, Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer mengatakan ITDC memprioritaskan pembangunan Masjid Mandalika sebagai hal yang utama dibanding infrastruktur lain di kawasan seluas 1.200 hektar tersebut. Abdulbar menyampaikan, keberadaan bangunan ibadah merupakan hal yang paling prinsipil bagi warga Lombok.
Abdulbar mencoba meneladani sikap Rasulullah Muhammad SAW yang membangun masjid dalam setiap kunjungannya ke suatu wilayah. Menurutnya, dalam setiap pembangunan infrastuktur, dia katakan, perlu meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
"Saya berusaha ambil contoh waktu junjungan Nabi Muhammad SAW saat kunjungi suatu kawasan, yang pertama dibangun ialah masjid," ujar Abdulbar belum lama ini.
Menurut Abdulbar, nilai-nilai keagamaan sangat erat dengan kehidupan masyarakat Lombok. Tergambar juga dengan adanya sebutan Pulau Seribu Masjid yang bercokol pada Lombok yang kini menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan.
"Kita juga memahami kultur masyarakat Lombok yang memang kuat keislamannya," ucap Abdulbar.
Alasan lain memprioritaskan pembangunan masjid ialah tidak lepas dari kebutuhan warga sekitar, terutama wilayah Lombok bagian selatan termasuk Mandalika yang belum memiliki masjid dengan kapasitas besar.
Untuk desain bangunan, laniut Abdulbar, Masjid Mandalika akan mengikuti arsitektur masjid kuno Bayan yang berlokasi di Kabupaten Lombok Utara dengan sejumlah kaligrafi yang terpampang di beberapa sisi. Sedangkan untuk kapasitas masjid diperkirakan dapat menampung 1.000 jamaah.
Abdulbar menambahkan, pembangunan masjid di lahan seluas empat hektar ini, merupakan bentuk kontribusi ITDC dalam mendukung konsep wisata halal Pulau Lombok.
Selain masjid, ITDC juga menyiapkan cluster halal seluas 300 hektare dari total 1.175,23 hektare luas lahan. Abdulbar menjelaskan, kawasan cluster halal akan menempati area bagian timur KEK Mandalika. "Cluster halal akan memiliki blok khusus, tapi tetap terkoneksi dengan bagian barat," ungkap Abdulbar.
Abdulbar menjelaskan, saat ini sudah ada ketertarikan dari sejumlah investor Timur Tengah untuk menggarap pasar halal di KEK Mandalika, diantaranya dari UEA, Mesir, dan Arab Saudi yang masih melakukan pengkajian.
Sejumlah Duta Besar dan investor asal Timur Tengah pun sudah menyampaikan ketertarikannya untuk menggarap pasar cluster halal di KEK Mandalika. Abdulbar Mansoer mengatakan, para dubes dan investor Timteng telah berkunjung langsung ke KEK Mandalika belum lama ini.
Para dubes dan investor Timteng, lanjutnya, menetapkan tiga syarat utama agar bisa dikategorikan sebagai cluster wisata halal yakni tempat ibadah yang nyaman, tersedianya makanan dan minuman yang halal, serta fasilitas untuk keluarga seperti ukuran kamar yang besar.
Ia menambahkan, dari total luas lahan yang sebesar 1.175,23 hektar, ITDC menyiapkan lahan seluas 300 hektar di area timur KEK Mandalika untuk cluster halal yang diharapkan menarik minat wisman muslim dari Malaysia dan juga negara-negara Timteng."Masih penjajakan, saya harap tahun depan sudah ada kerjasama," kata Abdulbar menambahkan.
Advertisement