Kamis 31 Jul 2025 18:43 WIB

SKK Migas Maksimalkan Sumur Idle, Tambah 6.000 Barel Produksi per Tahun

Ribuan sumur tidak aktif mulai dikelola ulang demi dorong target lifting nasional.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Salah satu sumur minyak di wilayah Pertamina EP Papua Field, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Foto: Republika/Friska
Salah satu sumur minyak di wilayah Pertamina EP Papua Field, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memasifkan pengelolaan sumur idle sejak beberapa tahun lalu. Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas Sri Andaryani menyampaikan hal ini dalam forum Energi dan Mineral Festival di Jakarta, pada Rabu (30/7/2025).

Menurut Sri, sebetulnya pola demikian, bagian dari aktivitas pemeliharaan, perbaikan, atau peningkatan produktivitas sumur migas (minyak dan gas) setelah sumur dibor dan berproduksi (well services). Juga tindakan untuk memperbaiki atau memodifikasi sumur yang sudah berproduksi (workover). Arinya, ini sebuah aturan rutin yang telah dijalankan.

Baca Juga

"Idle well itu sebetulnya sudah bagian dari pekerjaan well services atau walkover sebelumnya. Tapi kita mulai memasifkan itu sejak 2020 lah ya, 2021. Itu benar-benar fokus kita memaksimalkan sumur-sumur yang selama ini dianggap idle," ujarnya, dikutip Kamis (31/7/2025).

Ia melanjutkan, sekarang sekitar 1000 sumur idle per tahun dikerjakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Sebagian besar dari Pertamina. Menurut Sri, tentu ada dampaknya ke produksi meskipun kecil.

Ia menegaskan, ini sebuah opsi yang lebih baik, dibandingkan tak dikelola sama sekali. Dari masifnya pengelolaan ini, menghasilkan sekitar 5-6 barel (bph) per sumur. "Kalau 1000 sumur berarti kan 6000 (bph) per tahun," ujar Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas ini.

Itu salah satu cara untuk meningkatkan lifting migas sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Saat ini, cadangan migas di Indonesia diperkirakan sekitar 4 miliar barel setara minyak (Barrel of Oil Equivalent/BOE). Perinciannya, minyak kurang lebih 2,3 miliar barel, gas 1,7 miliar BOE.

Cadangan ini terbukti sudah bisa diproduksi (proved reserves). "Jadi kalau kita punya sebanyak ini sebetulnya masalahnya di mana? Masalahnya, gimana cara itu men-deliver itu ke permukaan menjadi produksi kan?"

Sri mengatakan isu yang menjadi sorotan, di antaranya faktor keekonomian,teknologi, dan sebagainya. Ini menjadi bahan diskusi antara SKK Migas, serta KKKS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement