Rabu 26 Jul 2017 12:29 WIB

BKPM Klaim Investasi di Luar Pulau Jawa Meningkat

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nur Aini
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modla (BPKM) mencatat peningkatan investasi di luar Jawa. Deputi Bidang Pengendalian BKPM Azhar Lubis menjelaskan, sebaran investasi di luar Jawa semakin meningkat menjadi Rp 79,7 triliun atau setara dengan 46,6 persen dari total investasi. Angka tersebut lebih besar dibanding kuartal ll tahun 2016 yang hanya sebesar 45,9 persen.

Realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 91,2 triliun atau 53,4 persen. Sementara, realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 79,7 triliun. ''Apabila dibandingkan dengan realisasi investasi luar Pulau Jawa pada periode yang sama di tahun 2016 yaitu sebesar Rp 69,6 triliun, maka terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 14,5 persen,'' kata Azhar, dalam konferensi persnya,di Jakarta, Rabu (26/7).

BKPM mencatat, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan 5 lokasi proyek besar terdiri dari DKI Jakarta Rp 24,8 triliun atau 14,5 persen, Jawa Barat Rp 24,8 triliun atau 14,5 persen; Jawa Timur Rp 21,3 triliun atau 12,5 persen, Banten Rp 11,5 triliun atau 6,7 persen dan Sumatera Selatan Rp 10,6 triliun atau 6,2 persen.

Sedangkan realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha adalah Pertambangan Rp 20,8 triliun atau 12,2 persen, Listrik, Gas dan Air Rp 19,0 triliun atau 11,1 persen, industri Makanan Rp 18,9 triliun atau 11,1 persen, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik Rp 17,5 triliun atau 10,2 persen dan Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi Rp 12,8 triliun atau 7,5 persen.

Azhar menambahkan, realisasi investasi berdasarkan wilayah pada periode Januari sampai dengan Juni tahun 2017 adalah Sumatra dengan realisasi investasi sebesar Rp 54,6 triliun atau 16,2 persen, terdiri dari PMDN sebesar Rp 21,5 triliun dan PMA sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp 181,7 triliun atau 54 persen, terdiri dari PMDN sebesar Rp 83,4 triliun dan PMA sebesar 7,4 miliar dolar AS. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp 36,2 triliun atau 10,7 persen, terdiri dari PMDN sebesar Rp 14,1 triliun dan PMA sebesar 1,7 miliar dolar AS.

Wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar Rp 34,4 triliun atau 10,2 persen terdiri dari PMDN sebesar Rp 5,9 triliun dan PMA sebesar 2,1 miliar dolar AS. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi sebesar Rp 13,7 triliun atau 4,1 persen, terdiri dari PMDN sebesar Rp 4,1 triliun dan PMA sebesar 0,7 miliar dolar AS.

Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar Rp 16,0 triliun atau 4,8 persen, terdiri dari PMDN sebesar Rp 0,7 triliun dan PMA sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Kepala BKPM Thomas Lembong menilai, keseimbangan pertumbuhan antara Jawa dan luar Jawa telah menjadi tantangan pemerintah selama bertahun-tahun. Pemerintahan Jokowi telah menetapkan untuk membuat kebijakan yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa. ''Dana pembangunan infrastruktur ditekankan kepada pembangunan di luar Jawa,'' ucap Thomas.

Ia menyebutkan BKPM memiliki program yang yang berkontribusi untuk mempercepat pembangunan di luar Jawa. Salah satunya adalah pembangunan smelter di wilayah yang kaya akan sumber daya alam terutama tambang.

Menurut Thomas, mengkoversi material mentah menjadi setengah matang atau bahkan matang sangat memberikan nilai tambah.''Jadi investasi di dalam proses mineral memberikan nilai tambah. Investasi smelter cenderung meningkat di luar Jawa,'' kata Thomas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement