Kamis 22 Jun 2017 09:54 WIB

Vietnam Masih Menjadi Negara Tujuan Investasi Anggota TPP

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Vietnam (ilustrasi)
Foto: wikispaces.com
Bendera Vietnam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Amerika Serikat (AS) telah mengundurkan diri dari kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP). Mundurnya negara Adikuasa tersebut tidak berpengaruh terhadap geliat investasi di negara-negara anggota TPP lainnya seperti Vietnam.

Hal ini ditandai dengan adanya investasi baru perusahaan garmen asal Hong Kong yakni TAL Group senilai 320 juta dolar AS di Vietnam. Chief Executive TAL Group Roger Lee mengatakan, Vietnam merupakan negara tujuan investasi yang menarik karena memiliki tenaga kerja murah.

Selain itu, hal lain yang membuat Vietnam menarik bagi investor asing yakni didukung oleh kebijakan pemerintah yang mumpuni, serta etos kerja para tenaga kerja yang baik. Lee mengaku, mundurnya AS dari TPP tidak berpengaruh terhadap rencana investasi perusahaannya.

"Vietnam memiliki proposisi yang sangat menarik," ujar Lee dilansir Reuters, Kamis (22/6).

Untuk diketahui, foreign direct investment (FDI) Vietnam pada lima bulan pertama 2017 naik sebesar 6 persen year on year (yoy) menjadi 6,15 miliar dolar AS. Sementara, upah untuk pekerja garmen di Vietnam adalah 250 dolar AS per bulan. Sedangkan upah pekerja garmen di Cina mencapai 700 dolar AS per bulan.

Perusahaan garmen lainnya yang tetap melanjutkan investasi di Vietnam adalah Lawsgroup. Chief Executive Lawsgroup Bosco Law mengatakan, perusahaannya kini sedang berupaya untuk melakukan perluasan pabrik dari tiga pabrik eksisting yang memiliki 10 ribu pekerja.

Penghapusan tarif sekitar 30 persen dalam eksepakatan TPP diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan ekspor Vietnam mencapai 28 persen. Selain itu, kebijakan tarif tersebut juga akan meningkatkan produk domestik bruto Vietnam sekitar 11 persen. Surplus perdagangan Vietnam dengan AS membuat Presiden Donald Trump memutuskan untuk mengundurkan diri dari TPP. Hal ini dilakukan untuk membawa kembali kejayaan industri manufaktur di AS.

Senior Associate di Dezan Shira and Associates Oscar Mussons mengatakan, setelah AS menyatakan hengkang dari TPP, sejumlah perusahaan manufaktur AS mulai menghubunginya. Para perusahaan manufaktur AS tersebut bersedia untuk memindahkan sebagian dari operasi mereka dari Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement