REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelompok bahan makanan terutama komoditas bawang putih menjadi pemicu utama kenaikan inflasi di Jawa Timur pada Mei 2017. Inflasi Jatim pada Mei 2017 tercatat sebesar 0,48 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Teguh Pramono, mengatakan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi yakni, kelompok bahan makanan mencapai 1,05 persen. Disusul kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,37 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen.
Adapun kelompok yang mengalami deflasi yakni kelompok sandang sebesar 0,12 persen. Kenaikan harga pada kelompok bahan makanan memiliki andil terbesar terjadinya inflasi pada Mei 2017 mencapai 0,21 persen. "Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi pada Mei 2017 ialah bawang putih, telur ayam ras dan tarif listrik," kata Teguh, saat konferensi pers di kantor BPS Jatim di Surabaya, Jumat (2/6).
Ia menjelaskan, terbatasnya stok bawang putih di pasar serta meningkatnya permintaan membuat harga bawang putih terus naik dan menjadi pendorong utama terjadinya inflasi. Kelanggkaan bawang putih, lanjutnya, disebabkan karena kebutuhan bawang putih di Indonesia masih sangat tergantung impor terutama dari negara Tiongkok.
Permintaan telur ayam ras yang meningkat menjelang Ramadhan juga menyebabkan harga komoditas ini mengalami peningkatan. Selain itu, pencabutan subsidi listrik tahap ketiga untuk pemakaiam daya 900 Volt Ampere per 1 Mei 2017 juga turut menyumbang inflasi.
"Jumlah rumah tangga yang subsidi listriknya dicabut di Jawa Timur jumlahnya lebih banyak dari provinsi lain. Sehingga dorongan inflasi lebih kuat," ujar Teguh.