Selasa 18 Apr 2017 05:33 WIB

Kuartal I, Pembiayaan BNI Syariah Tumbuh 17,8 persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Teller melayani nasabah di Banking Hall BNI Syariah, Jakarta, Senin (20/4).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Teller melayani nasabah di Banking Hall BNI Syariah, Jakarta, Senin (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Syariah (persero) atau BNI Syariah pada kuartal I 2017 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 21,26 triliun atau tumbuh 17,8 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy) yang sebesar Rp 18,04 triliun.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Syariah Dhias Widiyanti menjelaskan, meski pertumbuhan perbankan secara industri pada kuartal I ini melambat, namun perseroan dapat membukukan penyaluran yang positif. "Dibandingkan kuartal I tahun lalu tumbuh 17,8 persen," ujar Dhias pada Republika, Senin (17/4).

Adapun penyaluran pembiayaan BNI Syariah per akhir tahun 2016 berada di posisi Rp 20,49 triliun. Sementara itu total aset perseroan pada kuartal I 2017 berada di posisi Rp 29,81 triliun atau tumbuh 20,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year) yang sebesar Rp 24,68 triliun. Per akhir tahun lalu total aset perseroan berada di posisi Rp 28,314 triliun.

Untuk rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) pada Maret 2017 berada di posisi 3,16 persen yoy. Posisi ini meningkat dari Maret 2016 yang sebesar 2,77 persen, dan posisi Desember 2016 yang sebesar 2,94 persen.

Dhias menegaskan, NPF akan berhasil diturunkan pada pertengahan tahun ini. Adapun strategi yang akan dilakukan yakni dengan beberapa program restrukturisasi dan intensive control serta monitoring. "Proyeksi Juni 2017 dan Desember 2017 turun. Target NPF 3 persen insyaa Allah akan tercapai dengan keberhasilan beberapa program restrukturisasi dan intensive controll serta monitoring,"tutur Dhias.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman menambahkan, pada kuartal I ini perseroan melakukan ekspansi pembiayaan mencapai sebesar Rp 769 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 3,75 persen dibandingkan Desember 2016 (year to date/ytd).

"BNI Syariah cukup berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan khususnya sektor produktif, sehingga ekspansi ini terutama berasal dari segmen ritel, khususnya pembiayaan griya sebesar Rp 408 miliar," kata Firman.

Firman optimistis, pada kuartal II ini pembiayaan diperkirakan akan lebih baik lagi. Proyeksi BNI Syariah, outstanding pembiayaan per Juni 2017 akan menembus Rp 22 triliun dengan net ekspansi ytd sekitar Rp 1,6 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement