Rabu 01 Mar 2017 04:17 WIB

Bulog Cianjur Targetkan Serapan Beras 83 Ribu Ton

Rep: riga nurul iman/ Red: Budi Raharjo
Petugas menata produk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 'Beras Kita' dan gula 'Manis Kita' di gudang Bulog, Jakarta, Selasa (14\2).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Petugas menata produk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 'Beras Kita' dan gula 'Manis Kita' di gudang Bulog, Jakarta, Selasa (14\2).

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Bulog Subdivre Cianjur menargetkan penyerapan beras dan gabah pada 2017 mencapai 83 ribu ton. Besaran ini jauh meningkat dibandingkan dengan target pada 2016 yang hanya 26 ribu ton.

Wilayah kerja Bulog Subdivre Cianjur mencakup enam daerah Jawa Barat (Jabar). Daerah tersebut yakni Kabupaten Cianjur, Kabupaten/Kota Sukabumi, Kabupaten/Kota Bogor, dan Kota Depok. "Kalau target penyerapan tahun ini sebanyak 83 ribu ton,’’ terang Kasi Komersil Bulog Subdivre Cianjur Nanang Setiawan kepada wartawan di Gedung Juang Kota Sukabumi Selasa (28/2).

Pengadaan beras ini ditargetkan bisa terpenuhi dengan mengandalkan sejumlah daerah seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Bogor. Nanang menerangkan, penyerapan beras dan gabah sudah dilakukan pada awal tahun ini terutama di daerah Jampang, Sukabumi. Di kawasan Jampang terang dia Bulog memiliki gudang yang merupakan pinjaman dari Dinas Pertanian Sukabumi.

Penyerapan beras di selatan Sukabumi itu, lanjut Nanang, di antaranya berasal dari Kecamatan Surade, Jampang, dan Waluran. Informasi yang diperolehnya menyebutkan jumlah pengadaan beras di selatan tersebut mencapai sekitar 300 hingga 400 ton.

Nanang mengatakan, jumlah penyerapan gabah tersebut diharapkan terus bertambah banyak untuk mencapai target yang ditetapkan. Sehingga stok beras yang ada di Bulog dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.

Ditambahkan Nanang, harga pembelian pemerintah (HPP) yang berlaku saat ini masih sama dengan tahun sebelumnya. Untuk beras misalnya HPP yang ditetapkan sebesar Rp 7.300 per kilogram. Sementara untuk gabah kering panen harganya sebesar Rp 3.700 per kilogram.

Nanang mengungkapkan, proses pengadaan beras maupun gabah tersebut langsung dilakukan kepada petani bukan ke tengkulak. Di sisi lain ungkap Nanang, Bulog tidak terpengaruh dengan anjloknya harga gabah yang terjadi saat ini. Pasalnya, penyerapan beras disesuaikan dengan standar kualitas dan harga yang ditentukan pemerintah.

Menurut Nanang, anjloknya harga gabah bisa disebabkan faktor kualitas atau faktor lainnya seperti permainan tengkulak. Namun, hal itu tdak berpengaruh pada penyerapan gabah Bulog.

Lebih lanjut Nanang menerangkan, stok beras yang ada di Gudang Bulog Pasir Halang Sukaraja, Sukabumi masih aman untuk memenuhi kebutuhan warga Sukabumi. "Stok beras untuk program bantuan pangan non tunai misalnya masih aman untuk dua atau tiga alokasi," cetus dia.

Pada penyaluran bantuan pangan nontunai di Kecamatan Cikole, terang Nanang, Bulog menyalurkan sebanyak 21 ton beras. Selanjutnya, pada 1-4 Maret akan disalurkan pula puluhan ton beras kepada keluarga penerima manfaat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement