Ahad 19 Feb 2017 13:56 WIB

Pemerintah Diminta Bertindak Tegas Terhadap Freeport

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ilham
Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia berdemonstrasi di Kantor Bupati Mimika, Papua, Jumat (17/2).
Foto: Antara/Vembri Waluyas
Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia berdemonstrasi di Kantor Bupati Mimika, Papua, Jumat (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Community for Energy Research menyayangkan sikap PT Freeport Indonesia yang menolak rekomendasi ekspor dari pemerintah karena permasalahan pajak. Sebelumnya, pada Jumat (17/2), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan rekomendasi ekspor untuk PTFI no 352/30/DJB/2017.

Pemerintah merespon surat ajuan rekomendasi eskpor yang dilayangkan oleh PTFI sehari sebelumnya. "Bagi ICER, penolakan PTFI atas rekomendasi ekspor tersebut merupakan ancaman nyata bagi keseluruhan Pekerja PTFI yang notabene adalah pekerja Indonesia," kata Koordintaor ICER Iqbal Tawakal lewat keterangan tertulis, Ahad (19/2).

ICER melihat, PTFI masih menolak kesepakatan yang awalnya sudah mereka setujui bersama Pemerintah Indonesia dengan mengubah Kontrak Karya menjadi IUPK. Pemerintah bergerak cepat karena tidak ingin nasib 33 ribu pekerja Indonesia menjadi tidak menentu. 

"Sudah saatnya pemerintah beraksi keras terhadap korporasi yang jelas-jelas tidak memiliki iktikad baik dan juga tidak mempunyai concern terhadap para pekerjanya," ujar Iqbal.

ICER, kata Iqbal, mendukung pernyataan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang sangat siap menghadapi jika PTFI membawa persoalan ini ke jalur arbitrase internasional. ICER meminta semua elemen, baik LSM dan Pemerintah Daerah bersama-sama menekan PTFI untuk tidak mengorbankan kepentingan pekerjanya.

"Karena sesungguhnya sejak tahun 1967 Freeport MacMoRan telah mendapatkan keuntungan yang sangat fantastis dan menempatkan mereka pada perusahaan pertambangan kelas dunia yang backbone operasi berasal dari Tanah Papua-Indonesia.

PTFI sendiri merupakan anak perusahaan dari Freeport MacMoRan yang merupakan raksasa perusahaan pertambangan di Amerika. Dari data yang didapat oleh ICER, tambang PTFI menyumbangkan sekitar 34 persen untuk tembaga dan 96 persen untuk penjualan emas. Tanpa PTFI Freeport akan kehilangan 1/3 keuntungannya. 

Dilihat dari cost perpound tambang yang diperoleh hanya sekitar 0,49 dolar AS/Pound , maka operasi tambang di Freeport di Papua sangat rendah dibanding tambang Freeport di negara lain yang rata-rata disekitaran 1,1 dolar AS/Pound. Menurut ICER, tambang PTFI baik dilihat dari produksi maupun cost yang digunakan sangat menguntungkan Freeport MacMoRan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement