Jumat 10 Feb 2017 06:24 WIB

Bos Freeport Indonesia Minta Maaf Terkait Insiden di Ruang Rapat Komisi VII DPR

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Umum Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana (kiri) menyerahkan piagam MURI kepada Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim (kanan) saat Penyerahan Piagam Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada Pabrik Peleburan dan Pemurnia
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana (kiri) menyerahkan piagam MURI kepada Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim (kanan) saat Penyerahan Piagam Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada Pabrik Peleburan dan Pemurnia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (FI) Chappy Hakim mengklarifikasi pemberitaan yang mengaitkan dirinya dengan anggota Komisi VII DPR Mochtar Tompo. Chappy dikabarkan membentak dan menunjuk-nunjuk Mochtar usai rapat dengar pendapat (RDP) wakil rakyat bersama para petinggi perusahaan tambang pada Kamis (9/2) malam WIB.

Chappy mengungkapkan, tidak benar telah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh dia terhadap Mochtar. "Hal ini sejalan dengan pernyataan Pak Mochtar sendiri bahwa tidak terjadi pemukulan," ujarnya lewat keterangan tertulis kepada Republika, Jumat (10/2).

Ia menjelaskan bahwa usai RDP, Mochtar mendatanginya kemudian ia mempertanyakan tanggapan Mochtar dalam closing statement mengenai ketidakkonsistenan PT FI dalam proyek pembangunan smelter. Chappy meminta politikus Hanura tersebut menunjukkan ketidakkonsistenan yang dimaksud.

Chappy mengaku sangat menghargai semua masukan dan pertanyaan konstruktif anggota Komisi VII DPR. Tentang beredarnya pemberitaan, dikatakan ada bentakan dan sebagainya ia memohon maaf. "Dengan tulus saya memohon maaf kepada Komisi VII DPR RI atas polemik yang terjadi," katanya.

Dia memastikan akan tetap menaati peraturan yang berlaku. Ia berharap terus bekerja sama dan berkonstribusi dengan seluruh pemangku kepentingan di Papua dan Indonesia pada umumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement