Selasa 10 Jan 2017 09:40 WIB

Penutupan Pabrik Gula Hilangkan Gairah Petani Tebu

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani memeriksa kebun tebu miliknya. ilustrasi
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Petani memeriksa kebun tebu miliknya. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dewan Pemimpin Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikun mengatakan ada sekitar 9 hingga 11 pabrik gula milik negara yang akan ditutup. Hal tersebut berdampak pada lesunya gairah petani tebu.

Di Yogyakarta, kata dia, ada petani dengan lahan tebu 150 ribu hektare belum tertebang tapi pabrik tutup. Hal sama juga terjadi di Malang dan Cirebon.

"Ini harusnya didahului bangun pabrik baru dulu," katanya, Senin (9/1).

Pada tahun lalu, banyak hasil kebun petani yang belum bisa disetor ke pabrik. Tahun ini pun dengan ditutupnya banyak pabrik tersebut, tebu petani dikhawatirkan tidak akan terserap pabrik lagi.

Produksi tebu rakyat pada 2016 mengalami penurunan dari 2,6 juta ton menjadi 2,2 juta ton. Namu tahun 2017 ini jika iklim baik, produksi diperkirakan naik.

Ia menambahkan, dengan penurunan produksi, tahun lalu pemerintah melakukan impor lebih dari 1 juta ton. Tapi tahun lalu, impor yang banyak justru gula konsumsi. Gula rafinasi juga ada yang merembes ke pasar.

"Kalau itu berlebih, ini kita kan jadi curiga penutupan pabrik gula itu adalah grand skenario dimana jadinya petani kita nggak menanam tebu, jadinya negara kita negara importir," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement