REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya mendorong produktivitas gula perlu mendapat dukungan kolektif berbagai pihak, salah satunya dari masyarakat desa penyangga di sekitar perkebunan tebu dan pabrik gula. Pemberdayaan dan partisipasi warga desa penyangga menjadi kunci bagi ketersediaan pasokan bahan baku dan sumber daya manusia dalam aktivitas budi daya dan produksi gula.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan, seusai melakukan kegiatan penyaluran bantuan Fasilitas Umum Desa Penyangga dan Dialog Kemitraan Tebu, di Indramayu, Jawa Barat. Menurut Frans, untuk menjaga kerja sama yang baik antara perusahaan dan masyarakat desa penyangga maka perlu dijalankan berbagai program, seperti kemitraan budidaya tebu dan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“ID FOOD komitmen untuk selalu bersama-sama masyarakat di sekitar perkebunan dan pabrik gula. Kita akan terus mengembangkan kemitraan petani tebu bersama BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di desa-desa penyangga melalui kerja sama budidaya tebu di lahan HGU PT PG Rajawali II yang ada di Jatitujuh,” ujar Frans dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (29/4/2024).
Frans mengatakan, program kemitraan budidaya tebu desa penyangga ini bertujuan untuk mendukung Pembangunan kesejahteraan masyarakat sekitar dan peningkatan ekonomi desa. Selain itu, program tersebut juga dapat meningkatkan pasokan bahan baku tebu, sehingga berkontribusi positif bagi produktivitas gula.
“Untuk menggencarkan kembali program kemitraan tersebut, minggu ini saya bersama jajaran Direksi ID FOOD dan PT PG Rajawali II langsung menemui dan berdialog dengan petani mitra yang tergabung ke dalam BUMDes dan kelompok tani di Desa Loyang dan Amis, Indramayu. Guna mendengar masukan dan keluhan, agar langsung dapat memetakan permasalahan dan merumuskan solusinya,” kata Frans.
Sementara itu, Direktur Utama PT PG Rajawali II Ardian Wijanarko mengatakan, selain meningkatkan program kemitraan tebu desa penyangga, upaya membangun kolaborasi yang solid antara PT PG Rajawali II dengan desa penyangga juga dilakukan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Selain menyiapkan berbagai solusi untuk memperkuat kemitraan, lanjut Ardian, PT PG Rajawali II juga siap mendukung pembangunan sosial dan lingkungan di desa penyangga.
"Salah satunya, di kesempatan ini kami salurkan bantuan pembangunan fasilitas umum desa seperti sekolah/madrasah dan lainnya,” ucap Ardian.
Ardian mengatakan, di tahap awal ini penyaluran dilakukan dengan penyerahan bantuan kepada dua desa yaitu, Desa Loyang dan Desa Amis, di Kecamatan Cikedung, Indramayu. Ardian menyampaikan bantuan yang diserahkan langsung kepada Kepala Desa, selanjutnya akan dilakukan penyaluran bantuan di beberapa desa lainnya.
"Ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan di desa-desa penyangga sekitar kebun dan pabrik,” ucap Ardian.
Ardian mengatakan, kerja sama pembangunan fasilitas umum tersebut akan terus dikembangkan. Melalui komunikasi dan koordinasi yang dilakukan perusahaan dan masyarakat sekitar, Ardian berharap, perusahaan dapat memperoleh berbagai masukan untuk menjaga keberlanjutan bisnis sekaligus memberikan kebermanfaatan bagi desa penyangga.
"Kami berharap hubungan baik antara masyarakat desa penyangga di wilayah Kabupaten Indramayu dan Majalengka dengan PT PG Rajawali II unit PG Jatitujuh semakin terjaga, sehingga berbagai kerja sama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan perusahaan dapat terus dijalankan,” kata Ardian.