Selasa 10 Jan 2017 06:13 WIB

GAPMMI: Pertumbuhan Industri Mamin 2017 Capai Rp 1.400 Triliun

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Makanan dalam kemasan/ilustrasi
Foto: made-in-china.com
Makanan dalam kemasan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman optimistis pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) pada 2017 tetap bagus. "Saya optimistis sama dengan tahun lalu sekitar 8,2-8,5 persen," katanya kepada wartawan, Senin (9/1).

Pertumbuhan 8,2 hingga 8,5 persen atau  sekitar Rp 1.400 triliun itu disebabkan kondisi industri mamin yang cukup mendukung. Ia melanjutkan, harga komoditi pertanian yang menjadi sumber daya beli masyarakat juga sudah mulai membaik.

"Ini kan bagus buat mamin, jadi saya optimistis pertumbuhannya baik," katanya.

Namun gempuran global yang semakin kencang menjadi masalah yang perlu dihadapi. Perusahaan-perusahaan perlu menyiapkan strategi karena keuntungan yang didapat semakin kecil. Saat ini, saja rata-rata margin industri makin turun menjadi di bawah 10 persen. 

"Ini yang kurang sehat sebenarnya," kata dia.

Sebab, untuk keberlanjutan suatu industri diperlukan keuntungan yang wajar, adanya investasi dan bangunan baru, juga berbagai kemajuan lainnya. Menurutnya, untuk bersaing secara internasional Indonesia perlu menerapkan kebijakan yang tepat. Hal ini didasari ketatnya perdagangan global dan kekalahan Indonesia di WTO yang menyebabkan ancaman gugatan semakin banyak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement