REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah berupaya menggenjot pertumbuhan industri farmasi. Ini disebut penting karena industri farmasi sangat berkaitan dengan kesehatan penduduk Indonesia.
Namun, dalam lima tahun terakhir sejak 2011 hingga 2016 masih sedikit investor yang berani menanamkan dana mereka untuk membangun industri farmasi. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan dalam lima tahun terakhir, investasi di sektor ini hanya mencapai Rp 8,9 triliun.
"Biasa saja (investasinya), tidak meningkat pesat. Ada investasinya setiap tahun, tapi nilainya tidak begitu banyak," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis dalam diskusi investasi industri farmasi, Kamis (3/11).
Azhar menjelaskan, dengan adanya paket kebijakan ekonomi yang menyinggung perkembangan industri farmasi diharap bisa menarik investasi farmasi masuk lebih cepat. Namun, hal ini kembali pada kebijakan masing-masing kementerian dan lembaga (K/L), apakah kebijakan untuk perbaikan industri farmasi bisa diimplementasikan di lapangan.
"Mungkin sudah diimplementasikan tapi bukan itu yang dibutuhkan. Atau sudah diimplementasikan tapi memang belum efektif.