Selasa 18 Oct 2016 08:03 WIB

Jepang Dorong Indonesia Ikut TPP

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Gambar peta negara yang bergabung di TPP
Foto: forbes.com
Gambar peta negara yang bergabung di TPP

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- ‎Indonesia masih belum menentukan keikutsertaan dalam Trans Pacific Partnership (TPP). Pemerintah tengah melakukan pengkajian apa sisi positif dan negatif jika bergabung dalam TPP. Meski demikian, dorongan agar Indonesia bisa ikut dalam TPP dilakukan sejumlah negara. Salah satunya adalah Jepang.

“Mereka punya kepentingan tentang rencana itu, karena sebagian besar industri yang kami dorong untuk berorientasi ekspor berasal dari Jepang,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto di kantornya, Jakarta, Senin (17/10).

Keinginan tersebut disampaikan pemerintah Jepang, saat Airlangga bertemu dengan Vice Minister of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang Takumi Ihara.‎ Menurut Airlangga, wajar memang jika Pemerintah Jepang berharap Indonesia bisa ikut dalam TPP. Sebab ini akan membuka pangsa pasar produk Jepang yang saat ini banyak berinvestasi di Indonesia. "Kalau kita ikut TPP, basis manufaktur perusahaan Jepang yang ada di Indonesia kan bisa ikut berkembang," kata Airlangga.

Di sisi lain, sejumlah poin lain yang dibahas pada pertemuan dengan Wakil METI, yakni rencana Japan External Trade Organization (JETRO) menyusun peta jalan jangka panjang dalam pengembangan industri dies (cetakan untuk alumunium) di Indonesia. Peta jalan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu rantai pasok global.‎ Terkait hal ini, Pemerintah Indonesia mendukung roadmap yang akan dibuat oleh JETRO dan akan terlibat aktif dalam proses penyusunannya.

Bukan hanya masalah bisnis, Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah Jepang dan Indonesia akan memperkuat masalah vokasional untuk pekerja Indonesia. Sejauh ini sejumlah perusahaan Jepang sudah melakukan pertukaraan pekerja, yakni dengan banyak menarik pekerja Indonesia untuk belajar dan bekerja di perusahaan Jepang dalam kurun 1-3 tahun. Setelah selesai maka pekerja ini akan digantikan oleh pekerja Indonesia lainnya. "Nanti pekerja yang pulang ke Indonesia akan mendapatkan sertifikat resmi. Jadi ‎terakreditasi dalam pekerjaan. Kalau mau bekerja di tempat lain juga, sertifikat itu akan membuktikan keahliannya," kata Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement