Senin 03 Oct 2016 14:36 WIB

Kurangi Ketimpangan Kemiskinan, Bank Dunia Andalkan Enam Strategi Ini

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia mengindentifikasi enam strategi yang berpeluang memberi dampak dalam mengurangi ketimpangan secara signifikan.

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan menjelaskan, peneliti Bank Dunia dapat mengidentifikasi hal ini setelah mempelajari sekelompok negara, termasuk Brasil, Kamboja, Mali, Peru dan Tanzania, yang berhasil mengurangi ketimpangan secara signifikan selama beberapa tahun terakhir, dan mempelajari berbagai bukti yang tersedia.

Strategi tersebut mengungkap kebijakan yang terbukti telah menambah penghasilan masyarakat miskin, memperbaiki akses masyarakat terhadap layanan penting, dan memperkuat prospek pembangunan jangka panjang tanpa merusak pertumbuhan. 

"Kebijakan ini berkinerja baik ketika didampingi oleh pertumbuhan yang kuat, manajemen makro ekonomi yang baik, dan pasar tenaga kerja yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memungkinkan masyarakat termiskin untuk memanfaatkan peluang tersebut," ujar Jim Yong Kim dalam keterangan pers tertulis, Senin (3/10).

Pertama, pengembangan anak usia dini dan gizi: langkah-langkah ini membantu pertumbuhan anak di masa 1.000 hari pertama mereka. Kekurangan gizi dan kekurangan pertumbuhan kognitif selama periode ini dapat menyebabkan penundaan pendidikan dan mengurangi prestasi mereka di kemudian hari.

Kedua, perlindungan kesehatan untuk semua: Memberi cakupan kepada masyarakat tidak mampu untuk mendapat layanan kesehatan yang terjangkau dan tepat waktu, dan pada saat yang sama meningkatkan kapasitas masyarakat untuk belajar, bekerja dan melakukan kemajuan.

Ketiga, akses pendidikan bermutu untuk semua: Jumlah pelajar di seluruh dunia telah meningkat dan pusat perhatian harus bergeser dari sekadar mengirim anak-anak ke sekolah menjadi memberikan pendidikan bermutu untuk setiap anak di manapun mereka berada. Pendidikan untuk semua anak harus mengedepankan proses belajar, pengetahuan dan pengembangan keterampilan serta kualitas guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement