Rabu 11 May 2016 17:03 WIB

IDB Masih Kaji Pembentukan Bank Infrastruktur Syariah

Red: Nur Aini
Kantor Pusat Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah, Saudi Arabia.
Foto: Republika/Nasihin Masha
Kantor Pusat Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah, Saudi Arabia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Executive Director Bank Pembangunan Islam (IDB) Isa Rachmatarwata mengatakan pembentukan bank infrastruktur syariah (World Islamic Infrastructure Bank) masih dalam proses diskusi antarsatuan tugas dan belum menjadi pembahasan resmi dalam Sidang Tahunan IDB ke-41 di Jakarta.

"Mungkin ada kelanjutan dalam satu atau dua minggu setelah Sidang Tahunan IDB," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/5).

Isa menjelaskan pembentukan bank infrastruktur syariah terakhir kali dibahas dalam sela-sela pertemuan Bank Dunia antara Menteri Keuangan Indonesia dengan Turki serta IDB pada April 2016, dan setelah itu dibentuk satuan tugas (task force) untuk membahas detail dari bank tersebut.

"Mereka sepakat untuk mendalami gagasan bank infrastruktur syariah dengan membentuk task force dan Indonesia-Turki sedang menyiapkan nama-nama yang terlibat. Tapi kalau memungkinkan ide ini akan dilanjutkan pada pertemuan awal di Sidang Tahunan IDB," katanya.

Executive Secretary IDB Group Ghassan Al-Baba menambahkan bank infrastruktur syariah belum akan diresmikan dalam Sidang Tahunan di Jakarta, karena baru dalam pembicaraan pada tingkat satuan tugas. Namun, ia memastikan pembentukan bank infratruktur syariah tersebut harus menjawab permasalahan dan kepentingan yang relevan bagi negara anggota IDB antara lain tantangan investasi, infrastruktur, fasilitas publik, pendidikan, dan kesempatan kerja.

"Hal terpenting bagi IDB adalah mengikuti mandat dan menjawab kepentingan negara anggotanya, sedangkan pengembangan infrastruktur sangat krusial. Namun memang pembentukan bank ini tidak bisa membutuhkan waktu yang cepat," ujar Al-Baba.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah institusi multilateral baru, bank infrastruktur syariah, yang bermanfaat untuk alternatif pembiayaan proyek infrastruktur, bersaing dengan Turki.

Salah satu alasan pengajuan diri sebagai tuan rumah bank infrastruktur ini adalah karena Indonesia sedang membangun industri keuangan syariah yang berpotensi makin berkembang di masa mendatang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement