Kamis 10 Mar 2016 14:13 WIB

Jokowi Klaim Penguatan Rupiah karena Paket Kebijakan

Red: Nur Aini
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta, Selasa (15/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta, Selasa (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir terjadi karena kebijakan-kebijakan dan paket deregulasi yang diberikan pemerintah direspon positif oleh dunia usaha.

"Kalau berbicara mengenai rupiah yang semakin menguat, semakin membaik itu, artinya adalah kebijakan-kebijakan paket deregulasi yang kita berikan juga kebijakan yang ada di BI, di OJK direspon positif oleh dunia usaha, oleh investasi," kata Presiden Jokowi setelah meresmikan beroperasinya Pusat Logistik Berikat (PLB) di kawasan industri Cipta Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3).

Ia mengatakan, berbagai kebijakan yang diberikan dan respon dunia usaha yang positif memungkinkan adanya arus uang, arus modal, atau capital inflow masuk. Hal itu, kata dia, otomatis mendorong nilai tukar rupiah yang semakin menguat terhadap dolar AS.

Presiden tidak membantah bahwa faktor eksternal turut serta mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

"Dua-duanya, kalau kamu nggak melakukan deregulasi nggak akan berpengaruh apa-apa," kata Presiden saat ditanya wartawan.

Ia menegaskan pemerintah hanya berupaya sekuat tenaga untuk mengendalikan nilai tukar sehingga kemudian dunia usaha memberikan responnya. "Kalau mereka melihat yang kita lakukan ini baik, mereka akan merespon positif," katanya.

Awal pekan ini atau memasuki pekan kedua Maret, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin menguat bahkan memasuki level Rp 12 ribu. Banyak analisis memperkirakan penguatan rupiah akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement