REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan langkah Indonesia untuk bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP) masih panjang. Saat ini, Indonesia baru sebatas berniat bergabung TPP.
"Prosesnya masih panjang. Mungkin bisa dua atau tiga tahun," kata Jokowi ketika bertemu awak media di Miramonte Resort, Indian Wells, California, Selasa (16/2), dalam sela-sela KTT ASEAN-AS, berdasarkan siaran pers tim komunikasi presiden.
Sebelum mempertimbangkan TPP, kata Jokowi, Indonesia akan terlebih dahulu mengkaji perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) dengan Uni Eropa. Menurut Jokowi, FTA dengan Uni Eropa pun perlu kajian mendalam.
Jokowi mengatakan, pemerintah masih menghitung untung rugi bergabung TPP. Pemerintah tidak ingin gegabah demi kepentingan nasional. "Semua masih dikalkulasi," kata dia.
Jokowi juga menegaskan, kehadirannya di KTT ASEAN-AS tidak ada kaitannya dengan TPP. "Kita ke sini tidak ada urusannya dengan TPP, tapi untuk ASEAN-AS Summit," ucapnya.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong menambahkan, proses yang harus ditempuh untuk bergabung TPP masih panjang, mencakup proses teknis dan politis. Bahkan, negara-negara pendiri TPP juga belum melakukan ratifikasi.
"Mereka baru melakukan kesepakatan, tapi harus melewati proses 12 parlemen untuk meratifikasi," ujar Thomas.
Baca juga: Mendag Tegaskan TPP Bisa Dinegosiasi