REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi UGM Dr Mudrajad Kuncoro mengatakan, kalau harga Premium hanya turun sekitar Rp 300 per liter pada Januari 2016, dampaknya tidak akan terasa. Sebab, penurunan Rp 300 per liter terlalu sedikit.
"Dampak penurunan harga BBM akan terasa kalau di atas Rp 1.000 per liter. Kalau di bawah Rp 1.000 tak ada apa-apanya," katanya, Rabu (23/12).
Penurunan harga BBM ini, terang Mudrajad, untuk menaikkan daya beli masyarakat agar bebannya berkurang. Namun, nanti kalau harga minyak dunia naik lagi, harga BBM juga ikut naik.
"Ini yang harus diterangkan pemerintah kepada masyarakat. Kalau harga BBM mengikuti harga minyak dunia naik dan turunnya supaya masyarakat paham," ujarnya.
Saat harga BBM beberapa waktu lalu turun, pemerintah, seperti gubernur dan bupati mengimbau agar pengusaha menurunkan harga-harga barangnya. Namun, pengusaha tidak mau menurunkan harga-harga barangnya.
"Kalau respons harga BBM naik, mereka dengan cepat-cepat menaikkan harga. Tapi, kalau harga BBM turun, mereka enggan menurunkan harga produk mereka, begitulah perilaku pengusaha," kata Mudrajad.