Rabu 02 Dec 2015 20:45 WIB

Gelombang PHK Pekerja Migas Diperkirakan Berlanjut Tahun Depan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Eksplorasi migas
Eksplorasi migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak dunia yang masih rendah, di kisaran 40 hingga 50 dolar AS per barel, membuat banyak perusahan minyak dan gas nasional maupun internsional terpaksa melakukan berbagai langkah efisiensi. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) sebelumnya mencatat bahwa sejak tahun lalu setidaknya sudah ada 67 ribu pekerja migas yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Direktur Indonesian Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah mengakui, gelombang PHK masih akan berlanjut tahun depan. Sammy beralasan, kondisi harga minyak dunia yang masih rendah memaksa baik perusaaan minyak maupun layanannya untuk memangkas pengeluaran. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah karyawan.

Meski begitu Sammy mengaku bisa memperkirakan jumlah karyawan yang terancam putus kerja tahun depan. Dia menyebut, dari tiga komposisi karyawan yang ada, karyawan kontrak dan subkontrak yang paling rentan kena PHK dibanding karyawan tetap. Perusahaan, kata dia, akan mengutamakan karyawan tetap.

Selain itu, kata Sammy, pekerja yang bekerja di sektor eksplorasi juga lebih terancam dibanding karyawan yang bekerja di sektor produksi. Hal ini karena salah satu bentuk efisiensi perusahaan adalah menekan kegiatan eksplorasi.

"Selain itu, kami kurangi di kegiatan yang sifatnya supportif, misal yang dua orang, jadi satu orang. Tapi saya yakin bahwa dari segi operasional dan produksi tidak ada perusahaan migas setop produksi. Pertimbangannya tidak sama dengan setop produksi sepatu. Kalau setop bisa besok nyalain lagi. Gampang sekali," ujar Sammy.

Masalahnya, kata Sammy, tidak mudah di sektor migas untuk menemukan orang-orang berkompeten sehingga keputusan untuk PHK adalah keputusan yang sulit. Hal ini karena, pengalaman kerja di lapangan sangat berharga.

"Di migas tidak gampang, pertama reservoar, penyetokan produksi. Kedua mendapatkan kualifikasi orang tim yang tepat menjalankan itu tidak gampang juga. Jadi kami dari industri semua harapkan bahwa harga minyak tidak akan terlalu lama rendah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement