REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kalangan petani berharap masuknya beras impor ke pasaran tidak sampai menurunkan harga gabah di tingkat petani. Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Nurrochim menyebutkan, saat ini harga gabah di tingkat petani masih belum terlalu tinggi meski pun sudah lebih tinggi dari HPP.
''Saat ini pedagang beras yang biasa membeli gabah petani di desa-desa memang sudah berani membeli gabah kering dengan harga Rp 5.300 per kg. Tapi harga itu masih wajar, karena harga beras jenis medium seperti Mikongga, Ciherang dan IR 64 kualitas asalan, masih di bawah Rp 9.000-an,'' katanya, Kamis (12/11).
Harga tersebut, menurut dia, masih belum terlalu tinggi. ''Harga beras setinggi itu saya kira masih wajar. Jadi tolong pemerintah jangan dulu mengambil kebijakan menyebabkan harga gabah turun,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, saat ini petani masih banyak yang menyimpan hasil panen raya Bulan Juni 2015 lalu. Dari hasil musim panen tersebut, petani memang menyimpan gabah dalam jumlah yang lebih banyak dibanding panen-panen sebelumnya, karena untuk mengantisipasi musim kemarau panjang. Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun juga untuk biaya tanam pada musim pada Bulan Desember mendatang.
''Karena itu, kami berharap harga gabah tidak turun dulu karena menjelang musim tanam Desember mendatang, pasti akan cukup banyak petani yang melepaskan gabah hasil panennya untuk membiayai ongkos tanam,'' katanya.
Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Faturrahman, juga berharap agar pemerintah tetap menjaga harga beras tidak mengalami penurunan dulu. ''Kasihan petani kalau harga gabah saat ini turun. Tunggu sampai petani selesai masa tanam, baru pemerintah bisa mengambil kebijakan yang bisa menurunkan harga beras,'' jelasnya.
Menurut Fatur, harga beras sekarang sekarang ini masih dalam tingkat harga yang ideal. Tidak terlalu murah bagi petani, tapi juga belum terlalu tinggi bagi masyarakat.
Untuk itu, bila saat ini beras yang diimpor pemerintah dari Vietnam sudah masuk pelabuhan di Tanah Air, dia minta agar beras tersebut tidak masuk ke pasaran dulu. Tapi hanya sekadar untuk menambah stok ketahanan pangan nasional.
Bahkan dia berharap pemerintah juga mengatasi beras-beras dari luar negeri yang masuk pasaran dalam negeri tanpa sepengetahuan pemerintah. ''Pemerintah harus bersikap tegas terhadap mereka. Jangan sampai beras impor 'bodong' ini terus mengalir ke pasaran dalam negeri, sehingga harga beras menjadi anjlok,'' harapnya.