REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perlambatan ekonomi dan pelemahan kurs rupiah dinilai tak berpengaruh pada bisnis Baitul Mal Wat Tanwil (BMT). Bahkan sebaliknya justru meningkat.
Ketua Asosiasi BMT se-Indonesia Aries Mufti mengatakan, aktivitas BMT mengingkat di tengah lesunya perekonomian. "Bisnis BMT itu kan bisnis di kalangan orang bawah, jadi orang di bawah justru bertambah, pengaruhnya malah minjem ke BMT meningkat," jelasnya kepada Republika.co.id, Ahad (20/9).
Ia menjelaskan, orang di bawah bertambah karena banyak perusahaan melakukan PHK. "Biasanya mereka yang diPHK, mulai bekerja menjadi pengusaha, maka pinjam uang ke BMT, sektor usaha mikro dan kecil (UKM) meningkat juga," tambahnya.
Aries menyebutkan, tak hanya aktivitas BMT yang meningkat, tapi juga koperasi. Ia pun menambahkan, pada saat krisis 1998 dan 2008 kondisi seperti ini terjadi pula. "Jadi logikanya orang yang putus kerja akan jadi pengusaha UKM. Sehingga bisnis BMT meningkat," katanya.