Sabtu 14 Jun 2025 12:50 WIB

Harga Minyak Dunia Tinggi, Pertamina Siaga Jaga Stabilitas Keuangan

Harga minyak dunia dari Brent, MOPS mengalami pelemahan

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan strategi menarik investasi di Pertamina pada flagship AIPF, Rabu (6/9/2023).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan strategi menarik investasi di Pertamina pada flagship AIPF, Rabu (6/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memproyeksikan tantangan berat dalam sektor hulu migas pada tahun 2025, seiring tren penurunan harga minyak global. Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menyebutkan bahwa seluruh parameter utama seperti Brent, crude price, hingga MOPS mengalami pelemahan dibandingkan tahun 2024.

"Kalau kita lihat year-on-year antara 2025 dan 2024, memang sudah terjadi perburukan. Bahkan untuk tahun berjalan (YTD) saja, posisi ICP saat ini sudah berada di level 70 dolar per barel, dan pada Mei 2025 turun hingga 62 dolar per barel," ujar Emma.

Menurut Emma, tekanan harga ini memberikan dampak langsung terhadap sektor hulu Pertamina, terutama dari sisi pendapatan dan daya tarik investasi. "Sektor hulu sangat terkena pressure yang cukup dalam. Belum lagi dari sisi investasi dan pengelolaan aset, yang pasti akan ikut terhambat,” jelasnya.

Menghadapi tantangan tersebut, Pertamina tengah menyiapkan langkah mitigasi strategis di paruh kedua 2025. Salah satu fokus utama adalah memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mendorong reformasi kerangka regulasi di sektor hulu migas.

"Kalau tidak disikapi dengan breakthrough secara fundamental, maka target produksi dan lifting bisa terganggu. Reform dari sisi regulatory framework di sektor migas harus segera dilakukan agar target 1 juta barel per hari pada 2028 tidak terhambat," tegas Emma.

Pertamina menekankan pentingnya stabilitas regulasi untuk menjaga kesinambungan investasi dan operasional, di tengah volatilitas harga minyak global yang kian dinamis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement