Senin 10 Nov 2025 14:57 WIB

KAI Angkut 57,55 Juta Ton Barang hingga Oktober 2025

KAI sejak Februari 2025 telah menggunakan Biosolar B40 pada seluruh lokomotif.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Petugas memasukan sepeda motor yang akan dikirim ke daerah asal pemudik kedalam kereta di Stasiun Jakarta Gudang KAI Logistik, Kampung Bandan, Jakarta, Jumat (14/4/2023). PT Kereta Api Indonesia Logistik bersama Kementerian Perhubungan menggelar program Mudik Motor Gratis (Motis) yang menyediakan jasa pengiriman sepeda motor gratis bagi pemudik yang pulang ke kampung halaman menggunakan transportasi umum dengan kuota sebanyak 10.440 sepeda motor.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memasukan sepeda motor yang akan dikirim ke daerah asal pemudik kedalam kereta di Stasiun Jakarta Gudang KAI Logistik, Kampung Bandan, Jakarta, Jumat (14/4/2023). PT Kereta Api Indonesia Logistik bersama Kementerian Perhubungan menggelar program Mudik Motor Gratis (Motis) yang menyediakan jasa pengiriman sepeda motor gratis bagi pemudik yang pulang ke kampung halaman menggunakan transportasi umum dengan kuota sebanyak 10.440 sepeda motor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Anne Purba menyampaikan KAI mencatat volume angkutan barang mencapai 57.556.900 ton hingga Oktober 2025. Anne menyebut capaian ini naik 0,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 57.161.592 ton.

"Mei 2025 menjadi periode dengan capaian tertinggi dengan 6,11 juta ton," ujar Anne, Senin (10/11/2025).

Baca Juga

KAI, ucap Anne, terus memperkuat perannya dalam sektor logistik nasional. Anne mengatakan capaian ini menegaskan konsistensi KAI dalam menyediakan solusi angkutan massal berbasis rel yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.

"Kenaikan volume ini mencerminkan kepercayaan pelaku industri terhadap layanan logistik KAI yang semakin andal, tepat waktu, dan kompetitif. Kami terus berinovasi untuk menjadikan rel sebagai tulang punggung logistik nasional," lanjut Anne. 

Dari total angkutan tersebut, sambung Anne, batu bara masih menjadi kontributor terbesar dengan 47,77 juta ton atau 83 persen dari keseluruhan volume. Selain itu, Anne sampaikan, KAI juga melayani berbagai komoditas strategis seperti semen dan klinker, petikemas, BBM, produk perkebunan, pupuk, dan barang ritel, yang semuanya berperan vital dalam menjaga rantai pasok industri dan konsumsi nasional.

Anne menambahkan layanan logistik batu bara KAI memiliki dampak langsung terhadap program swasembada energi nasional yang menjadi salah satu fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Anne menyampaikan angkutan batu bara KAI memastikan pasokan energi ke pembangkit listrik dan industri tetap terjaga. 

"Ini selaras dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi dan mempercepat kemandirian ekonomi nasional," ungkap Anne. 

Anne menambahkan, KAI juga mendukung kebijakan pemerintah untuk menghapus truk Over Dimension Over Loading (ODOL) pada 2026 dengan menyediakan jaringan logistik rel berkapasitas besar yang mampu mengangkut barang dalam volume tinggi secara aman, efisien, dan berkelanjutan. Anne berharap upaya ini dapat menekan biaya logistik nasional serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Sejalan dengan arah pembangunan hijau, lanjut Anne, KAI sejak Februari 2025 telah menggunakan Biosolar B40 pada seluruh lokomotif dan genset sebagai bagian dari transisi energi hijau dan dekarbonisasi transportasi nasional. Anne menilai langkah ini mendukung target Net Zero Emission 2060 serta memperkuat komitmen KAI terhadap keberlanjutan lingkungan.

“Setiap ton barang yang diangkut melalui rel bukan hanya efisiensi logistik, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon dan peningkatan keselamatan transportasi," kata Anne. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement