REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan 39 poin menuju level Rp 16.298 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (26/8/2025). Pengamat menilai, pelemahan rupiah hari ini dipengaruhi di antaranya akibat sentimen dinamika geopolitik.
“Konflik di Ukraina tetap menjadi pendorong utama sentimen pasar. Presiden AS Donald Trump telah berusaha memposisikan dirinya sebagai mediator, tetapi pekan lalu memperingatkan bahwa ia akan mengenakan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak ada kemajuan yang dicapai menuju kesepakatan damai dalam dua minggu,” Kata Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025).
Dalam perkembangan konflik tersebut, diketahui Wakil Presiden AS J.D. Vance mengatakan Rusia telah membuat ‘konsesi yang signifikan’, termasuk jaminan keamanan untuk Ukraina, meskipun para diplomat Barat memperingatkan bahwa Moskow belum berkomitmen pada kerangka kerja yang mengikat. Trump telah mengusulkan pertemuan puncak trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan.
Selain itu, sentimen eksternal lainnya yang memengaruhi pergerakan Mata Uang Garuda pada hari ini yakni mengenai perkembangan ekspektasi kebijakan suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
“Sejumlah analis memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin bulan depan. Powell dalam pidatonya di simposium Jackson Hole pekan lalu menegaskan risiko terhadap pasar tenaga kerja AS semakin tinggi, meski inflasi masih menjadi ancaman,” ujar Ibrahim.
Kendati demikian, Ibrahim menyebut pelaku pasar mulai menyadari bahwa peluang pemangkasan suku bunga belum sepenuhnya pasti. Data ekonomi penting seperti Core PCE pada pekan ini, laporan tenaga kerja (NFP) pekan depan, serta inflasi (CPI) Agustus akan menjadi penentu arah kebijakan The Fed.
“Situasi ini mendorong aksi lindung nilai atau hedging dan membuat dolar kembali menguat secara luas,” ungkapnya.
Ibrahim melanjutkan, selain arah kebijakan moneter, pelaku pasar juga mencermati dinamika politik di AS. Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik terhadap Powell dan jajaran The Fed, bahkan dikabarkan mempertimbangkan langkah untuk mengganti Powell. Meski demikian, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyebut proses penggantian membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Sentimen Internal
Dari dalam negeri, Ibrahim berpendapat proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia (BI) memberi dampak pada pergerakan rupiah. BI diketahui memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2025 dapat menyentuh 5,1 persen, bahkan berpotensi lebih tinggi. Optimisme tersebut didukung oleh kinerja perekonomian kuartal II 2025 yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,12 persen year on year (yoy), lebih baik dibandingkan kuartal I 2025 yang tumbuh 4,87 persen. .
Membaiknya pertumbuhan ekonomi didukung oleh beberapa faktor, salah satunya kinerja ekspor yang akan terus membaik, belanja pemerintah yang akan terus ekspansi sehingga mendorong permintaan domestik. Kemudian, investasi di sejumlah sektor terus meningkat, terutama yang berorientasi pada ekspor. Selain itu, sektor transportasi, pergudangan, serta industri alat pertanian maupun juga investasi di sejumlah proyek strategis juga tetap akan tumbuh.
BI disebut akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional. Sejalan dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah ke depan di tengah tentu saja ketidakpastian global.
Selain itu, sinergi kebijakan antara pemerintah dan BI akan terus diperkuat untuk menjaga momentum pertumbuhan belanja pemerintah dan BI terus memaksimalkan kombinasi kebijakan moneter, makropudensial, dan sistem pembayaran guna mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga inflasi serta stabilitas nilai tukar rupiah.
“(Diprediksi) untuk perdagangan besok (Rabu, 27 Agustus 2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.290—Rp 16.340 per dolar AS,” tutupnya.