Senin 31 Aug 2015 22:24 WIB

Australia dan Korea Selatan Berminat Investasi di Indonesia

Rep: C03/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Investasi.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Investasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pertumbuhan ekonomi dalam negri yang terus mengalami pelemahan. Kabar baik justru datang dari investasi asing baik sektor rill maupun non rill. Pasalnya dua negara besar kawasan ASIA yakni Australia dan Korea Selatan memastikan untuk berinvestasi di tanah air.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menjelaskan selepas kunjungan kerja  ke Australia beberapa waktu lalu. Sejumlah perusahaan dari negeri kanguru itu rupanya tertarik menanamkan modal di Indonesia.

Tak tanggung total investasi Australia mencapai 652 juta - 757 juta dolar Amerika. Dari nilai tersebut sebanyak delapan sektor yang menjadi sasara Australia. Di antaranya industri Cat dan perekat dengan nilai investasi lima juta dolar, industri kapal di Sulawesi Selatan dan Lampung senilai 50-150 juta dolar,  dan sektor pelabuhan untuk logistik pertanian di Banten 30 juta dolar.

"Kedepan saya melihat Australia merupakan salah satu negara yang potensi memberikan kontribusi besar investasi di negara ini," tutur Franky dalam konferesi persnya di Jakarta, Senin (31/8) siang.

Selain itu Australia juga melirik industri garam di Nusa Tenggara Timur dengan investasi senilai 35 juta dolar, Industri Elektronik 1,98 juta dular, industri methanol 25 juta dolar serta investasi di sektor pembangkit listrik terbarukan 500 juta dolar. Tak ketinggalan Australia juga mengincar investasi di sektor industri baja untuk infrastruktur dengan nilai investasi 3 juta - 10 juta dolar.

Serupa dengan Australia, negeri ginseng Korea Selatan pun bulat mengambil langkah melakukan investasi. Minat total investasi sejumlah perusahaan asal Korea Selatan itu mencapai 80,2 juta dolar.

Sebanyak tujuh perusahaan mengincar investasi di bidang usaha seperti industri baja terpadu, smart grid energy system, tise cord, kantung darah dari plastik, serta kelistrikan dan elektronika. Sedang dua perusahaan yang menyasar bidang labour intensive industri sudah beroperasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Banyak yang kagum ada beberapa boleh diikatakan ada yang belum pernah berinvestasi di indonesia," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement